PR BEKASI - Mantan Putri Papua Barat 2015, Olvah Alhamid, menceritakan bagaimana Papua sebenarnya dari pengalaman ketika hidup di sana.
Olvah Alhamid menyampaikan bahwa masyarakat di Papua tak seperti apa yang terlihat di media.
Dikatakan Olvah Alhamid, jika ingin melihat warna sejati dari Bhinneka Tunggal Ika maka predikat itu sudah seharusnya disandang Papua.
"Kalau mau melihat the true color Bhinneka Tunggal Ika sejatinya Bhinneka Tunggal Ika menurut saya, Anda-anda yang menonton ini harus ke Papua," katanya.
Baca Juga: Jokowi Tak Ingin Dengar Lagi Ada Suap, Tokoh Papua: Cerita Basi dari Pemimpin Inkonsisten
"Kalau mau lihat sejatinya Bhinneka Tunggal Ika harus ke Papua," kata Olvah Alhamid, menegaskan pada Sabtu, 21 Agustus 2021.
Dia mengungkapkan alasannya mengatakan hal itu lantaran semua suku ada di Papua, mulai dari Aceh hingga Merauke.
Masyarakat Papua menurutnya sudah sangat majemuk, karena terdiri dari berbagai suku bangsa.
Selain itu, wanita yang berprofesi sebagai model ini juga memaparkan tidak ada masalah yang begitu besar di sana.
"Mungkin memang pas tahun 2019 ya, tapi itu kan gejolak-gejolak," tuturnya.
"Namanya juga hidup bermasyarakat kadang ada gejolak wajar-wajar saja, tapi tidak yang melulu seperti itu," sambungnya.
Olvah Alhamid mengatakan bahwa masyarakat di luar Papua seakan berpikir kalau daerah tersebut sangat menakutkan.
Pasalnya, tak sedikit media yang memberitakan hal-hal cenderung negatif.
Seperti berita mengenai tindakan anarkis, penembakan, perang suku, kekacauan, atau yang lainnya.
Padahal, aksi-aksi seperti itu bukan peristiwa yang terjadi setiap hari di sana.
Baca Juga: Ade Armando Singgung Anies Baswedan 'Gubernur Seiman Penipu', Tokoh Papua: Otaknya Roh Jahat
"Saya sampai SMP di sana tuh saya tidak pernah merasakan apapun," ucapnya.
Dia menyatakan orang tuanya yang berada di sana pun aman-aman saja hingga saat ini.
Bahkan, sang ibu pernah mengungkapkan kalau dia meninggalkan Papua seminggu saja, hatinya sudah mulai merasa rindu ingin pulang.
"Segitu damainya. Sangat indah, semua yang ada di sana," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Geisz Chalifah pada Sabtu, 21 Agustus 2021.
"Saya Alhamdulillah sudah ke berbagai negara, Ami, tapi saya rasa Papua itu benar-benar cantik luar biasa cantiknya," kata Olvah Alhamid pada Geisz Chalifah.
Baca Juga: Sri Mulyani Cari Utang Baru Rp515,1 Triliun, Tokoh Papua: Prestasi Jokowi Paling Menonjol
Dia menceritakan setiap lebaran dan melakukan salat Id di lapangan, warga Papua yang Nasrani menjaga mereka.
Para warga tersebut menjaga keamanan dan kedamaian mereka yang melaksanakan salat Id.
Mereka juga membagikan koran atau tikar agar umat Islam tidak salat langsung di atas tanah.
"Ini tuh tidak pernah diangkat kan cuma taunya Papua itu perang suku, Papua itu penembakan, Papua itu KKB. Jangan dong, jadinya orang mau ke Papua udah takut," katanya.
Selain itu, Olvah Alhamid menambahkan setiap lebaran mereka akan mendapat kiriman makanan dari tetangga.
Hal yang sama pun dilakukan keluarganya, yang mengirim makanan saat Natal.
"Ini setiap tahun, setiap saat terjadi seperti ini, Ami. Saya rasakan lebaran di Jawa tidak seperti lebaran di Papua," ujarnya.
Olvah Alhamid menyatakan dia selalu menangis jika tidak merayakan hari raya di Papua karena rindu.
"Tapi di media tidak pernah angkat ini, saya tuh sakit hati kaya kecewa sebenarnya, harusnya kan ini diangkat," tuturnya.
"Jadi saya pikir ini harus dirombak, nggak bisa seperti ini," kata Olvah Alhamid.***