"Aku pernah mengalami apa yang kamu alami. Karena untuk ke rumah masa lalu itu kan berat banget," kata Maia Estianty.
Selain itu, Maia Estianty pun mengungkapkan kekecewaannya pada sistem hukum di Indonesia terkait keputusan hak asuh anak, yang dinilai kurang tegas meski memiliki legal standing yang kuat.
"Yang aku gak habis pikir, kadang-kadang keputusan pengadilan bilang harus A, tapi keputusan pengadilan hanya dianggap sebuah kertas yang dianggap gak ada angker-angkernya, gak ada wibawanya," kata Maia Estianty.
"Jadi ibaratnya, misalnya pihak A memenangkan hak asuh anak. Mestinya kertas ini berkekuatan hukum yang menakutkan. Karena kalau tidak menakutkan, mungkin banyak ibu-ibu di luar sana yang mengalami kejadian serupa," kata Maia Estianty.
"Pada akhirnya kertas keputusan ini hanya dianggap sebuah kertas omong kosong aja. Nah, itu yang berbeda dengan di Amerika, kalau gak nyerahin (hak asuh anak) ada pidananya," sambungnya.
Maia Estianty lantas menasihati Tsania Marwa bahwa suatu hari akan tiba saatnya Tsania Marwa mengikhlaskan anak-anaknya ikut dengan Atalarik Syah.
"Misalnya, kamu mengikhlaskan anak-anak ikut bapaknya, nanti kamu pasti akan bilang begini, 'Ya Allah kembalikan anak-anakku dengan waktu-Mu, bukan dengan hukum manusia tapi hukum Allah'," kata Maia Estianti.
Maia Estianty pun menyebut bahwa doa seorang ibu pada anak-anaknya pasti akan terkabul dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka.