1. Pemeriksaan latar belakang pendonor
Pertama calo pendonor akan mengisi sejumlah kuesioner. Kuesioner tersebut berisi keterangan lengkap dan benar mengenai kondisi genetik atau riwayat kesehatan keluarga, tinggi badan, berat badan, warna mata, ras, penggunaan narkoba, rokok, bahkan riwayat pekerjaan.
2. Pemeriksaan kesehatan
Pendonor akan menjalani tes kesehatan untuk mengetahui keseluruhan kondisi kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan meliputi rekam medis (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (tes darah, tes urine, tes HIV, dan lain-lainya).
Baca Juga: Clozapine Diminum Sesuai Resep Dokter, Millen Cyrus Akan Rawat Jalan ke BNNK Jakarta Selatan
3. Pemeriksaan genetik
Pendono akan diperiksa secara khusus untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak. Pendonor yang memiliki kelainan genetik tidak dapat mendonorkan spermanya. Pemeriksaan genetik dengan cara mengambil sampel darah untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium.
4. Pemeriksaan sperma
Langkah selanjutnya pemeriksaan sperma. Pendonor akan diminta berejakulasi, baik itu melalui hubungan seksual maupun masturbasi dalam kurun waktu 48-72 jam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sperma dalam kondisi terbaik.
Selanjutnya, air mani akan dibekukan dalam nitrogen untuk dilihat ketahannya. Bisa semua prosedur dilalui dan memenuhi persyaratan sperma sehat dan tak memiliki riwayat penyakit genetik. Langkah selanjutnya pengambilan sperma.