Kasus KDRT Artis Hollywood Berujung Perceraian, Hashtag #JusticeForJohnnyDepp dan #AmberHeardIsAnAbuser Menggema di Twitter

- 2 Februari 2020, 20:08 WIB
ILUSTRASI kekerasan.*
ILUSTRASI kekerasan.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Perceraian dua artis Hollywood, Johnny Depp dan Amber Heard yang terjadi pada tahun 2016 silam sempat menjadi viral karena perceraian tersebut diwarnai dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh Depp kepada Heard.

Dikutip dari Daily Mail oleh Bekasi.Pikiran-Rakyat.com Kasus perceraian tersebut kembali memanas di tahun 2019 ketika Depp melayangkan tuntutan fitnah terhadap Heard dan mengatakan bahwa sebenarnya Depplah yang mendapat perlakuan kasar dari Heard.

Pada 31 Januari 2020 silam, Daily Mail merilis klip audio yang membuat netizen semakin panas dan membuat hashtag #JusticeForJohnnyDepp.

Baca Juga: Politikus PKS Usulkan Ekspor Ganja, BNN: Ganja Tidak Bisa Digunakan untuk Pengobatan

Klip audio eksklusif tersebut berisi pengakuan Heard yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga kepada mantan suaminya.

Pengakuan tersebut terjadi dalam sesi terapi pernikahan yang Depp dan Heard lakukan pada tahun 2015 silam.

Heard mengakui bahwa ia menampar Depp sebuah klaim yang dibantah oleh Depp sendiri.

Baca Juga: Update Terbaru Virus Corona: 304 Orang Meninggal, 14.000 Terinfeksi di Tiongkok

Depp berkata bahwa Heard memukulnya dengan tangan terkepal.

Namun Heard membantah melakukan hal tersebut, dan bersikeras bahwa dirinya hanya menampar Depp.

Heard berkata bahwa Depp suka berbohong dan sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga, terutama ketika Depp sedang menggunakan obat-obatan terlarang.

Baca Juga: Wabah Virus Corona Belum Usai, Kini Flu Burung Menyerang Tiongkok

Dalam klip audio tersebut Depp juga memarahi Heard yang sering melemparkan barang-barang seperti pot dan vas.

Lagi-lagi, klaim tersebut dibantah oleh Heard yang menyatakan bahwa Depp sedang mabuk dalam kejadian tersebut dan mengarang-ngarang cerita.

Heard berkata balik pada Depp bahwa Depp juga suka berteriak padanya dan mendorong-dorongnya ketika sedang bertengkar.

Baca Juga: 7 WNI Batal Berangkat dari Wuhan, Tiongkok

Hingga sekarang, kedua artis tersebut masih saling melayangkan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga, dan keduanya masih mempertahankan argumen masing-masing.

Viral di Twitter

Sejak Daily Mail merilis klip audio tersebut, dua tagar yang membela Johnny Depp, #JusticeForJohnnyDepp dan #AmberHeardIsAnAbuser muncul dan menjadi trending di media sosial Twitter.

Baca Juga: The Fast and The Furious 9: Kembalinya Han dan Kemunculan Adik Dom

Para fans Johnny Depp bermunculan menggunakan tagar tersebut untuk membela idola mereka.

Kebanyakan fans tersebut menyerang Amber Heard dan mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga Heard dan Depp.

Sebagian lainnya mengatakan bahwa Amber Heard adalah seorang pembohong karena sudah menuntut Depp atas kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2016 silam.

Baca Juga: Kemenkumham Terlibat Perumusan Perda, Ketua DPRD Bekasi: Tidak Ada Lagi Aturan yang Bertentangan Dengan Produk Hukum

Hingga sekarang, tagar #JusticeForJohnnyDepp telah digunakan sebanyak 486.000 kali dan #AmberHeardIsAnAbuser digunakan sebanyak 12.000 kali.

Kekerasan dalam Rumah Tangga Menurut Ilmu Psikologi

Dikutip oleh Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dari Psychology Today, kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi baik secara fisik maupun nonfisik.

Baca Juga: Cegah Terulangnya Aksi Pencurian, Polres Metro Bekasi Minta Perbanyak CCTV

Kekerasan dalam rumah tangga biasa terjadi jika terdapat ketidakseimbangan kekuatan antara kedua pasangan.

Pasangan yang lebih kuat biasanya berusaha berusaha mengontrol pasangannya dengan cara melakukan kekerasan.

Kekerasan yang dimaksud dapat dimulai dari hal sesederhana tamparan dan omongan kasar dan bisa berlanjut ke taraf yang lebih parah, seperti pemukulan, pencekikan, dan penyerangan menggunakan sebuah benda.

Baca Juga: Pemilihan Abang-Mpok Bekasi 2020 Ditutup 5 Februari, Simak Alur Pendaftaran dan Persyaratannya

Pelaku kekerasan dalam rumah tangga biasanya mencoba untuk melemahkan korban dengan berkata bahwa respon mereka terhadap kekerasan merupakan hal yang berlebihan.

Baik pria maupun wanita dapat menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Kekerasan dalam rumah tangga dapat dikurangi dengan cara meningkatkan kesadaran tentang batasan-batasan kekerasan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah