PR BEKASI - Publik figur turut berkomentar mulai dari superstar K-pop, ratu kecantikan hingga tokoh TV termasuk di antara gelombang selebritas yang terus berkembang untuk mendukung gerakan pro-demokrasi Thailand, dengan mengirimkan pesan dukungan kepada jutaan pengikut di media sosial.
Pernyataan politik ini tidak biasa dari selebritis Thailand, sebelumnya polisi menembakkan meriam air ke pengunjuk rasa damai di Bangkok pada Jumat, 16 Oktober 2020.
Idola K-Pop Thailand-Amerika Nichkhun, yang lebih dikenal sebagai "Pangeran Thailand", mengatakan kepada 6,9 juta pengikut Twitternya bahwa dia tidak bisa "berpangku tangan" setelah apa yang terjadi pada hari Jumat adalah suatu peningkatan setelah berbulan-bulan protes yang dipimpin mahasiswa.
Baca Juga: Hilang Hampir 2.000 Tahun, Desain Kuno Bergambar Kucing Besar Ditemukan Kembali di Gurun Nazca Peru
"Aksi kekerasan adalah sesuatu yang tidak bisa saya tonton dan diam saja," kata Nichkhun, anggota boy band ultra-populer Korea Selatan 2PM, dalam pesan yang dibagikan ulang oleh puluhan ribu dalam beberapa jam.
"Kekerasan tidak pernah membantu apa pun. Saya harap semua orang tetap aman dan jaga diri Anda sendiri," tambah personel 2PM tersebut yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada 19 Oktober 2020.
การใช้ความรุนแรงเป็นสิ่งที่ผมทนดูไม่ได้ ความรุนแรงไม่เคยไม่เคยช่วยอะไร ขอให้ทุกๆคนปลอดภัยนะครับ HOTTEST ต้องดูแลตัวเองด้วยนะครับ— นิชคุณ Buck หรเวชกุล (@Khunnie0624) October 17, 2020
Demonstrasi pada hari jumat adalah penggunaan kekerasan pertama terhadap para pengunjuk rasa, yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, seorang mantan panglima militer yang dibawa ke tampuk kekuasaan dalam kudeta tahun 2014, dan menuntut reformasi pada monarki yang kuat.
Ini terjadi setelah seminggu yang menegangkan di ibu kota Thailand ketika pengunjuk rasa menentang larangan demonstrasi dan penangkapan sejumlah aktivis terkemuka untuk kembali ke jalan dalam jumlah puluhan ribu.
Baca Juga: Peluang Raup Untung dari Bahan Bakar Hidrogen, Jepang Akan Komersialkan Ribuan Ton di Tahun 2030
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Bangkok Post