Nichkhun 2PM Hingga Miss Universe Kecam Kondisi Terkini diThailand

- 19 Oktober 2020, 10:22 WIB
Pengunjuk rasa pro-demokrasi mengangkat ponsel mereka sebagai lampu selama unjuk rasa anti-pemerintah di Monumen Kemenangan di Bangkok pada hari Minggu. Inset: Penyanyi K-pop Thailand-AS Nichkhun Horvejkul dari boy band Korea Selatan 2PM berpose saat konferensi pers di Hong Kong, 9 Maret 2012.
Pengunjuk rasa pro-demokrasi mengangkat ponsel mereka sebagai lampu selama unjuk rasa anti-pemerintah di Monumen Kemenangan di Bangkok pada hari Minggu. Inset: Penyanyi K-pop Thailand-AS Nichkhun Horvejkul dari boy band Korea Selatan 2PM berpose saat konferensi pers di Hong Kong, 9 Maret 2012. /AFP

PR BEKASI - Publik figur turut berkomentar mulai dari  superstar K-pop, ratu kecantikan hingga tokoh TV termasuk di antara gelombang selebritas yang terus berkembang untuk mendukung gerakan pro-demokrasi Thailand, dengan mengirimkan pesan dukungan kepada jutaan pengikut di media sosial.

Pernyataan politik ini tidak biasa dari selebritis Thailand, sebelumnya polisi menembakkan meriam air ke pengunjuk rasa damai di Bangkok pada Jumat, 16 Oktober 2020.

Idola K-Pop Thailand-Amerika Nichkhun, yang lebih dikenal sebagai "Pangeran Thailand", mengatakan kepada 6,9 juta pengikut Twitternya bahwa dia tidak bisa "berpangku tangan" setelah apa yang terjadi pada hari Jumat adalah suatu peningkatan setelah berbulan-bulan protes yang dipimpin mahasiswa.

Baca Juga: Hilang Hampir 2.000 Tahun, Desain Kuno Bergambar Kucing Besar Ditemukan Kembali di Gurun Nazca Peru

"Aksi kekerasan adalah sesuatu yang tidak bisa saya tonton dan diam saja," kata Nichkhun, anggota boy band ultra-populer Korea Selatan 2PM, dalam pesan yang dibagikan ulang oleh puluhan ribu dalam beberapa jam.

"Kekerasan tidak pernah membantu apa pun. Saya harap semua orang tetap aman dan jaga diri Anda sendiri," tambah personel 2PM tersebut yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada 19 Oktober 2020.

Demonstrasi pada hari jumat adalah penggunaan kekerasan pertama terhadap para pengunjuk rasa, yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, seorang mantan panglima militer yang dibawa ke tampuk kekuasaan dalam kudeta tahun 2014, dan menuntut reformasi pada monarki yang kuat.

Ini terjadi setelah seminggu yang menegangkan di ibu kota Thailand ketika pengunjuk rasa menentang larangan demonstrasi dan penangkapan sejumlah aktivis terkemuka untuk kembali ke jalan dalam jumlah puluhan ribu.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Bangkok Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x