Sarankan Habib Rizieq Jadi Agen Prokes ke Pemerintah, dr. Tirta: Semua Pendukungnya Pasti Nurut

- 18 November 2020, 15:07 WIB
Relawan Covid-19 yang juga seorang influencer, dr Tirta Mandira Hudhi.
Relawan Covid-19 yang juga seorang influencer, dr Tirta Mandira Hudhi. /Arahkata.com

PR BEKASI - Dokter Tirta Mandira Hudi atau yang lebih dikenal sebagai dr. Tirta turut bersuara tekait isu hangat polemik kerumunan massa di kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat.

Diketahui, pada 14 November 2020 lalu telah diselenggarakan acara Maulid Nabi SAW dan pernikahan putri Imam Besar FPI di Petamburan. Acara tersebut dinilai melanggar protokol kesehatan dan aturan PSBB yang diterapkan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Menurut dr. Tirta, penerapan protokol kesehatan di Indonesia saat inj hanyalah gimmick semata.  

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Temui Presiden Donald Trump di Akhir Jabatannya, Ada Apa ya?

"Protokol di sini kayak gimmick. Kayak SKCK baru, kayak kalau kegiatan rame-rame 'asal sesuai protokol' itu kayak kartu sakti aja. Semua pelaksaan di lapangan kalau salah, 'ya saya minta maaf kerumunan tidak bisa di-handle'. Kalau gak bisa dikontrol ngapain disebut protokol," kata dr. Tirta dalam acara Indonesia Lawyers Club, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 18 November 2020.

dr. Tirta juga menyampaikan, kasus pelanggaran protokol kesehatan yang menimpa Habib Rizieq ini lempar-lemparan. Semua tokoh saling menuding satu-sama lain bahwa pihak seberang yang bersalah.

"Kerumunan yang terjadi di Habib Rizieq ini sebenarnya pertanda lempar-lemparan, kaget-kagetan. Setelah ini viral, kaget semua. Dipanggil semua pejabat, dimutasi," ujar dr Tirta.

Baca Juga: Donald Trump Pernah Jadi Cameo di Film 'Home Alone 2', Sutradara: Dia yang Memaksa Ikut Syuting

Pihak yang lempar-lemparan tersebut, menurut dr Tirta, adalah pihak pemerintah pusat dan pemerintah daerah DKI Jakarta.

"Dan akhirnya konflik ini memanas. Seolah-olah pusat sama DKI itu berseberangan," tutur dr Tirta.

Tidak hanya kasus pelanggaran prokes Habib Rizieq, dr Tirta juga menyoroti bahwa telah terjadi prokes juga di luar tanpa adanya perhatian publik yakni kampanye pilkada.

"Gimana kita memastikan pilkada dengan protokol yang sehat. Kampanye itu di mana-mana, sementara di sisi lain sekolah ditutup, liga 1 di-pending, musisi gak main," ucap dr Tirta.

Baca Juga: Jawab Tudingan Acaranya Settingan, Juri MasterChef Indonesia Ungkap Hal Mengejutkan di Balik Dapur

Atas dasar penegakan prokes yang tidak tegas dan tebang pilih tersebut, dr Tirta mengungkap bahwa Satgas Covid-19 dan penegak kebijakan seolah-olah suka-suka membuat aturan pencegahan Covid-19.

"Terserah di sini bukan kami nyerah. Itu salah paham sekali. Terserah di sini itu seakan-akan satgas covid-19 dan penegak kebijakan terserah aja penegakan protokol," tutur dr. Tirta.
 
Ia menegaskan, jika penegakan prokes ingin tegas dan bijak maka semua pelanggar harus ditindak dengan adil. dr Tirta juga menambahkan, penegakan prokes ini dalam rangka agenda kemanusiaan.

"Kalau mau bijak dan tegas, ayo tegas semua. Anak Presiden, tegur. Pak Habib Rizieq, tegur. Surabaya, tegur, Bali, tegur. Ayo gakpapa, karena ini netral. Ini urusan kemanusian. Kita singkirkan dulu politik, pilkada," kata dr. Tirta.

Baca Juga: Divonis 3 Bulan Penjara, Vanessa Angel Mulai Jalani Hukuman di Rutan Pondok Bambu

Oleh karena itu, dr. Tirta menyarankan adanya dialog antara Satgas Covid-19 dan pemerintah bersama tokoh publik agar mengkampanyekan edukasi Covid-19.

dr. Tirta menyarankan, Habib Rizieq sebagai tokoh dengan massa yang banyak dijadikan agen edukasi sehingga masyarakat melek terhadap Covid-19 dan tidak tercipta klaser baru.

"Kita sudah tahu di sini massa Habib banyak, harusnya ajak Habib untuk mengedukasi. Apa sudah diajak dialog, tokoh-tokoh yang jemput sudah diajak diskusi? Seorang seperti Habib Rizieq kita rangkul sebagai agen edukasi. Kalau pak Habib bisa mengatakan protokol, itu semua pendukungnya akan patuh," ucap dr Tirta.

Baca Juga: Alami Kejadian Mistis, Dewi Persik Sempat Rasakan Sakit di Sekujur Tubuh hingga Mimpi Diberi Boneka

Pada penutupnya, dr Tirta menegaskan bahwa musuh Indonesia saat ini hanya Covid-19.

"Musuh kita cuma Covid-19, cuma pandemi. Mari kita ajak kolaborasi tokoh-tokoh yang memiliki massa dan umat yang banyak (untuk edukasi)," tutur dr Tirta.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah