Dear Bunda, Jangan Takut Hadapi Situasi Kelelahan Mental di 2021, Berikut Tips untuk Cegah Burnout

17 Desember 2020, 17:52 WIB
Ilustrasi mengalami kelelahan mental. /Pixabay

PR BEKASI - Beberapa bulan belakangan ini banyak yang merasakan burnout ataupun parental burnout, yakni suatu keadaan ketika seseorang mengalami kelelahan mental yang luar biasa.

Hal ini dapat dipicu juga oleh proses adaptasi rutinitas yang tiba-tiba terjadi di tahun ini sebagai buntut panjang dari Covid-19.

Ibu pekerja dan ibu rumah tangga adalah orang yang paling riskan mengalami burnout lantaran multiperan yang harus dihadapinya baik sebagai individu, istri, ibu, pekerja, dan guru.

Tentu hal ini perlu diatasi agar bisa menghadapi tahun 2021 yang sudah di depan mata.

Baca Juga: 9 Orang yang Berniat Bunuh Diri Tega Dihabisi dan Dimutilasi, Pelaku Akhirnya Dijatuhi Hukuman Mati 

Putu Andani, M.Psi., psikolog dari TigaGenerasi memberikan langkah sederhana untuk mengatasi kelelahan mental untuk hadapi tahun 2021 nanti.

Yakni dengan memberi afirmasi positif pada diri sendiri dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan.

Berikut penjelasannya:

Ia mengatakan mampu mengatasi burnout merupakan bekal utama untuk bisa bertahan atau survive di tahun 2021.

Apa yang sudah terjadi pada tahun 2020 bisa menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi tahun yang baru.

Baca Juga: ILC Berhenti Tayang Mendadak, Fadli Zon Curiga: Pasti Ada Kaitannya dengan Pihak 'Invisible Hand' 

"Ibu-ibu kalau ngelakuin sesuatu, gagal terus stres, burnout padahal kalau diingat-ingat ini pertama kali lho SFH (school from home), kita belum pernah lho sebelumnya. Jadi afirmasi positifnya bilang pada diri kita enggak apa-apa gagal, ini kan baru pertama," ujar Putu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 16 Desember 2020.

Memberi afirmasi positif pada diri sendiri sangatlah penting untuk membantu membangun mental. Setelah itu, Anda bisa melakukan evaluasi dari rutinitas yang dikerjakan selama pandemi.

Putu mengingatkan bahwa tidak ada seorang ibu sempurna yang mampu memegang kendali atau urusan rumah sendirian. Anda juga harus melihat ke belakang apakah selama ini telah menerapkan standar yang terlalu tinggi dalam pola pengasuhan.

"Evaluasinya adalah jadi rutinitasnya harus seperti apa sih supaya kita enggak terus-terusan ada di survival mood. Jadi apakah ada tugas parenting yang harus didelegasi, apakah ada standar parenting yang harus kita turunkan," kata Putu.

Baca Juga: Sebut Kasus 6 Laskar FPI Serupa Penembakan Pendeta Yeremia, Fadli Zon dan HNW Desak Pembentukan TGPF 

"Karena balik ke awal, role kita sebagai perempuan bisa lima atau empat role jadi satu, mungkin enggak semua ini kita ambil dan perfect, jangan-jangan ada standar yang harus diturunkan. Nah kalau hal-hal itu sudah kita lakukan dan hal-hal itu masih terjadi segera kontak ahli," ujar Putu melanjutkan.

Putu mengatakan jika bisa mengatasi masalah burnout tersebut, maka seorang ibu akan memiliki kemampuan baru yakni kemampuan untuk memasrahkan dan mengikhlaskan jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana.

Kemampuan baru ini akan membuat perasaan lebih tenang dan juga bahagia dalam menyambut 2021.

"Mental skill itu lebih susah daripada skill bersepeda atau memasak. Itu skill yang mungkin setelah delapan bulan pandemi selesai baru bisa mastering skill ini," ujar Putu.

Baca Juga: Mimpi Bertemu Rasulullah Dipolisikan, Bintang Emon Bingung: Aneh, Sulit Banget untuk Pembuktiannya 

Putu melanjutkan, "Jadi persiapan 2021-nya adalah skill-skill yang udah kita achivement (raih), baik itu secara fisik atau mental kita kuatkan untuk menyambut tahun yang mau tidak mau kita harus lalui dan enggak bisa diprediksi."***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler