PR BEKASI - Kita sering mendengar informasi terkait beberapa aktivitas yang harus dihindari wanita saat menstruasi.
Salah satu informasi yang beredar di masyarakat adalah larangan minum air dingin atau makanan dingin bagi wanita yang sedang menstruasi.
Konon, jika wanita saat menstruasi mengonsumsi air dingin atau makanan yang dingin bisa membuat darah menggumpal di rahim dan lama-kelamaan berubah menjadi kista.
Baca Juga: 5 Kombinasi Makanan yang Bantu Redakan Kram Menstruasi
Namun, informasi tersebut sebenarnya fakta atau hanya mitos belaka ya?
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari berbagai sumber, minum air dingin bagi wanita yang sedang menstruasi bisa menyebabkan kanker rahim adalah mitos.
Pasalnya, siklus menstruasi pada wanita dipengaruhi oleh keseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
Baca Juga: Mengulik Fakta di Balik Mitos Menstruasi, Benarkah Wanita yang Alami Datang Bulan Tak Boleh Keramas?
Keseimbangan kedua hormon ini sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan psikis.
Selain itu fakta lainnya adalah, minuman dingin tidak mempengaruhi keseimbangan hormonal pada wanita dan juga tidak mempengaruhi siklus haid, baik memperlancar maupun menghambat haid.
Sebuah artikel yang diterbitkan oleh NDTV Food, menyatakan ada penelitian Tiongkok kuno yang menyebutkan korelasi antara makanan dan minuman dingin dengan menstruasi.
Baca Juga: Mitos Seputar Menstruasi yang Harus Berhenti Dipercaya: Keramas dan Hindari Makanan Asam
Menurut penelitian, minum air dingin saat menstruasi bisa mengganggu keseimbangan tubuh.
Akhirnya kesehatan kulit dan tubuh menjadi terganggu. Secara ilmiah, makanan dan minuman dingin dapat memicu produksi prostaglandin.
Prostaglandin merupakan zat yang dapat memicu kontraksi otot dinding rahim yang kemudian memicu terjadinya menstruasi.
Baca Juga: Menstruasi? 5 Kebiasaan Ini Ternyata Pantang Dilakukan
Praktisi kesehatan Shilpa Arora mengatakan kepada NDTV Food bahwa makanan dan minuman dingin bisa menjadi beban di area sekitar rahim.
Karena saat menstruasi, aliran darah harus lancar agar dinding rahim dan organ di sekitarnya bisa rileks.***