Bongkar Kejamnya Penjara Israel, Wanita Palestina: Saya Diikat saat Menstruasi hingga Diminta Bunuh Diri

- 28 Juni 2021, 12:40 WIB
Caption: Mahasiswa wanita asal palestina, Mays Abu Ghosh (24) menceritakan pengalaman mengerikannya saat ditahan di penjara Israel.
Caption: Mahasiswa wanita asal palestina, Mays Abu Ghosh (24) menceritakan pengalaman mengerikannya saat ditahan di penjara Israel. /AL JAZEERA/Shatha Hammad

PR BEKASI – Seorang wanita Palestina bernama Mays Abu Ghosh menceritakan pengalaman mengerikannya saat ditahan di penjara Israel.

Sebelumnya, mahasiswa jurusan jurnalistik tersebut ditangkap pada Agustus 2019 setelah dirinya ikut dalam aksi perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel.

Wanita berusia 24 tahun tersebut bercerita saat baru saja memasuki ruang interogasi penjara dirinya langsung diserang secara verbal oleh intelijen Israel.

Baca Juga: Data Mahasiswa Israel Diretas Hacker Pro-Palestina, Nomor Telepon hingga Alamat Rumah Bocor ke Publik

“Mereka mengejek saya, mengatakan saya akan mati dalam interogasi,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Tak hanya serangan verbal, Mays Abu Ghosh juga mendapatkan juga serangan fisik yang sangat tidak manusiawi.

Diketahui, saat dirinya sedang mengalami menstruasi, Mays Abu Gosh diikat ke kursi dengan tangan dan pergelangan kakinya dan meregangkan tubuhnya menjadi bentuk pisang selama berjam-jam, membuatnya tidak bisa tidur.

Baca Juga: Kritikus Mahmoud Abbas Mati dalam Tahanan, Otoritas Palestina Kerahkan Pasukan Halau Demonstran di Tepi Barat

“Saya tidak bisa berjalan, para sipir menahan saya di sel. Sedangkan pada saat itu saya sedang mengalami menstruasi,” katanya.

“Mereka tidak memberi saya tampon atau pakaian dalam yang saya butuhkan di masa sulit ini untuk wanita manapun di dunia,” tambahnya

Dikarenakan terus menerus diikat, tangan dirinya pun menjadi terluka hingga mengeluarkan darah.

Baca Juga: Hamas: Otoritas Palestina Halangi Rekonstruksi di Jalur Gaza

Saat dirinya menolak untuk melakukan interogasi kembali, petugas intelijen Israel membanting dirinya dinding.

Selama mengalami penyiksaan selama 33 hari di penjara Israel yang bernama Al Maskobeyya, dirinya telah kehilangan berat badan sebanyak kurang lebih 12 kilogram.

Tak hanya petugas intelijen, para sipir penjara Israle juga menyerang Mays Abu Ghosh untuk menurukan semangat dirinya agar menjadi putus asa.

Baca Juga: Palestina Berkabung, Aktivis HAM Nizar Banat Dipukul Hingga Tewas di Sel Tahanan

“Para petugas terus-menerus berusaha meyakinkan saya bahwa saya sudah gila dan mencoba bunuh diri, jadi mereka membawa pekerja sosial, tetapi mereka sebenarnya adalah petugas lain,” katanya.

Ketika para sipir penjara itu berada di sel tahanannya, dia menunjukkan kepada mereka luka dan memar yang dideritanya akibat pelecehan yang dialaminya.

“Saya bertanya pada mereka siapa yang ingin membunuh orang lain? Saya seorang pelajar, dan Anda sedang menahanku,” katanya.

Baca Juga: Hamas Menentang Eksekutif Otoritas Palestina dalam Bantuan dan Rekonstruksi di Jalur Gaza

Mays Abu Gosh diketahui sering meminta obat penghilang rasa sakit untuk mengurangi rasa sakit di kepala dan ototnya, tapi para sipir penjara biasanya menolak.

Selama sesi interogasi, petugas dengan sengaja memaksa dirinya untuk mendengar jeritan para tahanan yang disiksa secara fisik dalam interogasi militer, sambil juga mengancam bahwa apa yang akan terjadi padanya akan lebih mengerikan.

“Mereka mengancam saya bahwa saya akan mati atau lumpuh di sini, dan mereka juga mengancam akan memperkosa saya,” katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x