Hati-hati Kerumunan, Covid-19 Kini Menular Lewat Udara dalam Jarak Kurang dari 1,8 Meter

7 Oktober 2020, 21:02 WIB
Ilustrasi Penularan Covid 19. /pikiran-rakyat

PR BEKASI – Para virolog dan saintis terus melakukan penelitian tentang virus Sars-Cov-2. Penelitian ini dilakukan demi mengungkap fakta agar menjadi evaluasi langkah penanggulangan wabah sekaligus menemukan vaksin ke depan.

Baru-baru ini, Pusat Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merilis hasil penelitian bahwa virus corona dapat menyebar di udara dari orang yang terinfeksi sejauh 6 kaki atau sekitar 1,8 meter.

Perubahan ini dianggap cocok dengan bukti ilmiah yang menyebut bahwa Sars-CoV-2 dapat ditularkan melalui udara pada jarak yang lebih besar daripada yang dipahami pada tahap awal pandemi.

Baca Juga: Tujuh Nama Calon Anggota Komisi Yudisial Telah Dikantongi DPR, Jokowi Berharap Segera Dibahas

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi dari Bloomberg pada 7 Oktober 2020, CDC mengatakan bahwa virus corona terkadang bisa tersebar lewat partikel-partikel kecil yang mampu bertahan di udara dan menginfeksi orang dengan jarak yang sebelumnya dianggap aman.

"Pembaruan hari ini mengakui adanya beberapa laporan yang dipublikasikan yang menunjukkan keadaan terbatas dan tidak biasa di mana orang dengan COVID-19 menginfeksi orang lain yang berjarak lebih dari 6 kaki atau tak lama setelah orang yang positif COVID-19 meninggalkan suatu lokasi," bunyi petikan kutipan CDC.

Ada indikasi CDC bergerak menuju pembaruan panduannya. Bulan lalu, CDC mengunggah dan kemudian menghapus pedoman tentang transmisi udara, menyatakan hal itu sebagai draf yang diunggah dalam kesalahan.

Panduan baru itu hadir ketika pandemi tampaknya bergeser ke fase yang lebih intens di Amerika Serikat.

Baca Juga: Gawat! Lapisan Ozon Antartika Kian Tipis, Peneliti: Sudah Sentuh Batas Maksimum untuk Pertama Kali

Di 34 negara bagian, rata-rata tujuh hari kasus baru lebih tinggi daripada sebulan yang lalu dan wabah virus di Gedung Putih tampaknya melebar.

Pada saat yang sama, sekolah-sekolah dibuka kembali, negara-negara bagian seperti Florida telah mencabut pembatasan restoran dan bisnis lainnya dengan pendekatan cuaca dan liburan yang lebih dingin diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang di dalam ruangan untuk bersosialisasi.

Linsey Marr, seorang ahli tentang penularan virus di Virginia Tech, dalam sebuah tweet yang menyebut pembaruan itu "akurat dan sangat dibutuhkan mengakui penyebaran udara dan pentingnya masker setiap saat di sekitar orang lain dan ventilasi."

Dalam surat terbuka pada Juli, 239 ilmuwan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengenali potensi penyebaran udara.

Baca Juga: Kembali Berakhir Anarkis, Demonstrasi UU Cipta Kerja di Bandung Dihujani Gas Air Mata

Dalam sidang Senat bulan lalu, Direktur CDC Robert Redfield mengakui ada bukti bahwa penyebaran covid-19 melalui udara, tetapi mengatakan dokumen CDC yang dihapus belum dirapihkan untuk diterbitkan.

"Saya hanya ingin menekankan kepada publik Amerika dan bagi semua orang di sini bahwa dokumen yang naik adalah draf, belum ditinjau secara teknis oleh CDC," kata Redfield pada 23 September. Dia mengatakan agensi kembali ke yang telah ditinjau.

CDC Senin menegaskan kembali bahwa lebih umum bagi virus untuk menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Niat Ingin Datangi Jokowi di Istana Negara, Polisi Hadang Mahasiswa Besok karena Covid-19

Pembaruan ini tidak mengubah rekomendasi CDC tentang cara melindungi dari infeksi dengan mengenakan masker, menjaga jarak dengan terpisah 6 kaki atau 1.8 meter, mencuci tangan, membersihkan permukaan, dan tinggal di rumah ketika sakit.

"Rekomendasi CDC tetap sama berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada dan setelah tinjauan teknis menyeluruh dari panduan," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Bloomberg

Tags

Terkini

Terpopuler