Waspadai Delirium, Gejala Baru Covid-19 yang Dapat Pengaruhi Kesadaran Anda

- 18 Desember 2020, 08:40 WIB
Ilustrasi kehilangan fokus akibat delirium.
Ilustrasi kehilangan fokus akibat delirium. /Pexels/Andrea Piacquadio/Pexels

PR BEKASI - Baru-baru ini istilah 'delirium' sebagai gejala pada COVID-19 mulai ramai dibicarakan. Gejala ini diketahui banyak ditemukan pada pasien yang berusia lanjut. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan delirium juga terjadi pada usia muda.

Delirium merupakan gangguan sistem saraf pusat yang mempengaruhi kondisi kesadaran terhadap lingkungan menjadi berkurang.

Gejala delirium banyak dirasakan oleh penyintas, seperti mengalami kebingungan parah, disorientasi, berbicara mengigau, kurang fokus, gelisah, hingga halusinasi.

Baca Juga: Jutaan Orang Diprediksi Turun Bela Habib Rizieq, Polisi Tak Segan Jalankan 'Operasi Kemanusiaan' 

Terhadap hal ini, Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada, dr. Fajar Maskuri  mengatakan bahwa gejala baru itu akan muncul secara tidak stabil atau fluktuatif dan dapat berlangsung dalam waktu tertentu.

"Gejala-gejala itu munculnya fluktuatif dan biasanya berkembang cepat dalam beberapa jam atau beberapa hari," kata Fajar seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Kamis, 17 Desember 2020.

Menurut Fajar, delirium ini rentan terjadi pada orang berusia lanjut di atas 65 tahun, terutama pada lansia yang memiliki kondisi tubuh lebih lemah. Meski begitu, Fajar mengatakan bahwa delirium juga dapat terjadi pada pasien usia muda.

"Ditemukannya delirium pada pasien COVID-19 usia muda menandakan adanya ensefalopati (penyebab disfungsi otak) akibat gangguan pernafasan yang berat," katanya.

Baca Juga: Inul Daratista Kaget Mas Adam 'Kehilangan' Kumis, Warganet: Ada yang Hilang, Tapi Bukan Ulat Bulu

Penyebab terjadinya delirium adalah karena pasien mendapat obat-obatan psikotropika atas penyakit tertentu.

Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk keluarga agar dapat memberikan informasi seputar riwayat penyakit dan obat yang dikonsumsi pasien kepada petugas medis selama perawatan.

Fajar mengatakan gejala delirium ini, menurutnya terjadi karena multifaktor, bisa karena kurangnya oksigen dalam tubuh atau hipoksia.

Faktor lainnya seperti penyakit sistemik dan inflamasi sistemik, gangguan sistem pembekuan darah yang terlalu aktif, dan infeksi virus COVID-19 yang menyerang saraf.

Baca Juga: Emmanuel Macron Positif Covid-19, Pemimpin Eropa Panik dan Ramai-ramai Lakukan Isolasi Mandiri

Terkait dengan gangguan sistem saraf, Fajar menyebut bahwa gangguan neurologis terjadi pada sekira 42.2 persen pasien COVID-19.

Namun jika lebih dirinci, gangguan neurologis yang dialami pasien adalah nyeri otot (44.8 persen), nyeri kepala (37.7 persen), delirium (31.8 persen), dan dizziness (29.7 persen).

"Secara umum, delirium dialami pada 13-19 persen pasien COVID-19," tuturnya.

Hal lain yang diungkap oleh Fajar yaitu delirium berhubungan dengan kegagalan sistem multi organ, karena itu penyintas dengan gejala berat berisiko beberapa kali lipat mengalami delirium.

Baca Juga: Hanya Bermodal Tebak Kata Sandi, Peretas Ini Klaim Berhasil Kuasai Twitter Donald Trump 

"Delirium pada COVID-19 berhubungan dengan pemanjangan masa rawat inap hingga tiga kali lipat," katanya.

Pemantauan jangka panjang terhadap penyintas yang dirawat sangat diperlukan untuk menilai seberapa besar beban akibat delirium yang sebenarnya.

Sementara pada pasien yang mengalami gejala ringan, meski tidak membutuhkan rawat inap, namun dilaporkan mengalami gangguan konsentrasi terus menerus serta penurunan memori.

Sebab itu, sistem saraf dan kognitif pasien harus terus dievaluasi demi mendapatkan diagnosis yang tepat dan dapat menentukan terapi rehabilitasi yang tepat.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Hari Ini Jumat 18 Desember 2020 untuk Wilayah Jakarta, Jabar, dan Banten

"Karenanya kenali dan waspadai delirium yang dapat menjadi gejala awal COVID-19. Segera periksakan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat bila ada keluarga yang dicurigai mengalami kondisi delirium," kata Fajar.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah