Hari Kanker Sedunia, Yuk! Kenali Penyebab dan Deteksi Kanker Paru sejak Dini

- 4 Februari 2021, 20:16 WIB
Tenaga kesehatan membagikan buah kepada pengendara pada aksi hari kanker sedunia di depan RS Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis, 4 Februari 2021.
Tenaga kesehatan membagikan buah kepada pengendara pada aksi hari kanker sedunia di depan RS Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis, 4 Februari 2021. /ANTARA/

PR BEKASI – Hari kanker sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 4 Februari, bertepatan dengan para pakar kesehatan yang lebih lanjut memberi pesan tentang gaya hidup yang tidak sehat bisa menjadi salah satu pemicu kanker.

Melalui dokter spesialis paru di RS Premier Jatinegara, Kasum Supriadi mengungkapkan, bahwa untuk kanker paru sendiri misalnya, terpengaruh oleh buruknya gaya hidup.

Sebut saja seperti mengkonsumsi makanan cepat saji, kebiasaan merokok, berlebihan mengonsumsi alkohol serta berat badan yang berlebih.

Baca Juga: Inggris Sebut 4.000 Varian Virus Penyebab Covid-19 di Dunia, Produsen Vaksin Tingkatkan Efektivitas 

Faktor lain juga bisa mempengaruhinya selain gaya hidup yang buruk tersebut, perubahan gen atau mutasi DNA terkait faktor keturunan juga patut untuk diwaspadai.

Kasum pun menjelaskan, jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis kanker paru, maka sebaiknya anggota keluarga yang lain menjalani pemeriksaan dini dan juga berkala untuk mendeteksi gejala kanker.

"Ada serangkaian proses mendeteksi kanker paru, yakni anamnesa (wawancara pada pasien), pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi pada paru," kata Kasum.

Baca Juga: Raffi Ahmad Syok Tahu Aset yang Dimiliki sang Sopir: Jujur, Udah Dapat Apa Aja?

Ia pun mengatakan, diagnosis kanker paru salah satunya jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada saluran pernapasan, parenkim paru atau pada pembungkus paru.

"Bila dari serangkaian proses pemeriksaan ditemukan pasien mengidap kanker paru maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara, Kamis, 4 Februari 2021.

Apabila diagnosis sudah tepat, maka Kasum menyarankan agar keluarga memastikan suplai oksigen pasien dengan memantau tanda vital pernapasan, tensi, suhu, nadi dan saturasi oksigen.

Baca Juga: Perlu Ada Penyesuaian Besaran Insentif Nakes, Kemenkeu: Jaga Tetap Sama dengan Tahun 2020 

Nantinya jika terlihat perubahan yang menurun maka segera konsultasikan ke dokter untuk menentukan apakah pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit atau tidak.

Kasum pun menyebutkan, pasien kanker paru stadium empat memiliki angka progresifitas atau stadium lanjut yang cepat.

Mereka ini rata-rata dilaporkan meninggal dunia dalam jangka waktu kurang dari enam bulan karena faktor infeksi.

Baca Juga: Teka-Teki Jasad Penuh Luka di Kaliabang Bekasi Terkuak, Polisi Sebut Itu Pembunuhan Berencana 

Jadi, demi mencegah progresifitas sekaligus menurunkan prevalensi kanker paru, ia mengajak masyarakat meningkatkan literasi kesehatan soal kanker paru.

Di dalamnya mencakup segala gejala walaupun tidak semua kanker menunjukan gejala dini, tahapan penyembuhan hingga cara memperlakukan pasien kanker demi membantu proses penyembuhan.

Di sisi yang lain, Health Claim Senior Manager Sequis, dr. Yosef Fransiscus mengajak masyarakat melakukan gaya hidup sehat setiap hari sebagai upaya melawan kanker.

Baca Juga: Viral Sebut Nama Munarman, Beredar Video Pengakuan Anggota FPI yang Ikut Jaringan Teroris ISIS 

"Kita dapat meraih hari esok jika fisik dan finansial kita sehat. Untuk itu, sangat baik jika kita mulai melakukan gaya hidup sehat, yaitu memperbaiki asupan dengan yang bergizi dan rutin berolahraga," ujar Yosef.

"Perlu juga menyeimbangkan waktu antara bekerja dan beristirahat serta memiliki pola pikir yang positif dan terbuka," sambungnya.

Ia pun tidak ketinggalan menyarankan untuk melengkapi diri dengan asuransi kesehatan sebagai bagian dari perlindungan finansial agar tetap sehat.

Baca Juga: Indonesia Diklaim Antusias Dukung Mobil Listrik, Subsidi Pemerintah Salah Satu Faktornya 

Di Indonesia sendiri, data dari Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN) tahun 2018 silam, melaporkan sekitar 26.069 orang meninggal karena kanker paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru.

Angka ini tertinggi atau mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh kanker lainnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x