Sebelum Islam Masuk, Babi Jadi Konsumsi 'Daging Tak Biasa' Keraton Majapahit

- 10 Mei 2021, 18:13 WIB
Ilustrasi - babi pernah menjadi sumber protein hewani bagi masyarakat nusantara
Ilustrasi - babi pernah menjadi sumber protein hewani bagi masyarakat nusantara /Pixabay

“Karena asalnya dari berbagai desa. Mereka diberi kegemaran biar puas,” kata Prapanca lagi.

Tak heran, ucap Reid, jika kemudian kebiasaan makan babi menjadi hambatan utama masuk Islam. Itu sudah menjadi kejadian umum di Asia Tenggara.

"Babi adalah sumber daging utama dan unsur utama dalam upacara," sebut Reid.

Baca Juga: 49 Tahun Sebagai Muslim, Ahmad Dhani Baru Sadar Jadi Istri dalam Islam Tidaklah Mudah 

Islam mengharuskan perubahan dalam hal makanan, pakaian, dan gaya rambut. Karenanya agama Islam sering dilihat sebagai perubahan status etnik.

"Meninggalkan babi menjadi satu ciri masuknya Islam masyarakat Nusantara, selain menyunat dan meninggalkan berhala," ujar Reid.

Dalam Hikayat Patani dari awal abad ke-16, misalnya disebutkan penguasa Patani Thailand telah menerima Islam.

Hikayat itu menyinggung zaman raja berikutnya, yang membangun masjid pertama, penduduk kota telah dengan mudah meninggalkan kebiasaan makan babi dan benda pemujaan tetapi tetap menyembah pohon, batu, dan roh.

Baca Juga: Diklaim Terbukti 100 Persen Mampu Bunuh Covid-19, Pakar Sarankan Warga Salat Id Terkena Paparan Sinar Matahari 

Pinto, penjelajah Portugis pada 1578, menyebut raja-raja Aceh dan Demak sebagai pahlawan anti-kafir. Dikatakan kalau Pahang tak akan membiarkan orang Portugis dimakamkan di daratan.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Historia.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah