“Tanah akan menjadi terkutuk dan tidak ada yang bisa tumbuh lagi karena mayat-mayat belum dibersihkan dari daging babi yang banyak dimakan,” kata Reid.
Pada abad ke-16 pun, orang Makassar terkenal menolak Islam karena babi merupakan sumber daging mereka.
Reid menjelaskan, menurut cerita setempat dari Bulo-bulo di daerah Sinjai, distrik ini sempat diajak menerima Islam dengan ancaman perang oleh raja Makassar pada abad ke-17.
Baca Juga: Unggah Foto Kenakan Sarung dan Peci, Millen Cyrus: Bangga Sama Diri Aku
Seorang penguasa terkemuka setempat pun menantang kalau dia tidak akan memeluk Islam meski sungai penuh dengan darah. Itu selama masih ada babi yang bisa dimakan di hutan Bulo-bulo.
Setelah Islam masuk, anjing bersama babi, kodok, dan ular kemudian dipandang sebagai hewan yang haram untuk dimakan.
Sekalipun begitu, bagi Reid, Islam adalah agama egaliter karena bisa lebih efektif menerapkan larangan-larangannya.
"Terlepas dari popularitas daging babi, semangat pantang bagi orang Islam dalam menghindarinya tampaknya cukup meyakinkan banyak orang yang bukan Islam bahwa daging babi pastilah mengandung sesuatu yang buruk," kata Reid.***