PR BEKASi - Para orang tua mulai saat ini harus waspada jika anak Anda mengalami insomnia atau gangguan tidur.
Pasalnya, sebuah penelitian menunjuukan bahwa insomnia pada masa kanak-kanak bisa menjadi penyebab masalah kesehatan mental di masa depan.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Helathshot, jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda insomnia, segera cari bantuan karena di masa depan dapat menyebabkan depresi dan kecemasan.
Baca Juga: Simak 4 Cara Atasi Insomnia, Salah Satunya Adalah Punya Hewan Peliharaan
Sebuah studi longitudinal 15 tahun menunjukkan bahwa gejala insomnia masa kanak-kanak yang bertahan hingga dewasa merupakan penentu kuat gangguan mood dan kecemasan pada orang dewasa muda.
Hasil menunjukkan bahwa gejala insomnia yang bertahan dari masa kanak-kanak hingga remaja dan dewasa dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan internalisasi 2,8 kali lipat.
Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal 'Sleep'.
Gejala insomnia yang baru berkembang selama penelitian dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan internal 1,9 kali lipat. Tidak ada peningkatan risiko gangguan internal yang ditemukan untuk anak-anak yang gejala insomnianya hilang selama masa studi.
"Kami menemukan bahwa sekitar 40 persen anak-anak tidak mengatasi gejala insomnia mereka dalam transisi ke masa remaja dan berisiko mengalami gangguan kesehatan mental di kemudian hari selama awal masa dewasa," kata penulis utama Julio Fernandez-Mendoza, yang memiliki gelar doktor di psikobiologi dan merupakan profesor di Penn State College of Medicine.
Gejala insomnia didefinisikan sebagai kesulitan sedang hingga berat untuk memulai atau mempertahankan tidur.
Baca Juga: Disebut Tak Peka dengan Kesehatan Mental, Luna Maya Berikan Klarifikasi Soal Komentarnya di INTM
Gejala yang dilaporkan orang tua di masa kanak-kanak dan dilaporkan sendiri pada masa remaja dan dewasa muda.
Adanya gangguan internalisasi didefinisikan sebagai laporan diri dari diagnosis atau pengobatan untuk gangguan mood dan/atau kecemasan.
Hasil disesuaikan untuk jenis kelamin, ras/etnis, usia, dan riwayat gangguan internal sebelumnya atau penggunaan obat untuk masalah kesehatan mental.
Menurut penulis, gejala insomnia masa kanak-kanak telah terbukti berhubungan dengan gangguan internalisasi, yang meliputi gangguan depresi dan gangguan kecemasan.
"Temuan baru ini lebih lanjut menunjukkan bahwa intervensi tidur dini diperlukan untuk mencegah masalah kesehatan mental di masa depan, karena anak-anak yang gejala insomnianya membaik dari waktu ke waktu tidak berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mood atau kecemasan saat dewasa muda," tutur Fernandez-Mendoza.***