Dokter Reisa Sarankan Hal Ini agar Anak-Anak Tak Takut Tes Swab

- 30 Juni 2021, 17:15 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, reisa Broto Asmoro saat memberikan keterangan pers.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, reisa Broto Asmoro saat memberikan keterangan pers. /PMJ News/Dok BNPB/

Misalnya, kata dr Reisa, dengan menciptakan istilah-istilah sederhana yang ramah didengar oleh anak, seperti alat swab menjadi 'cotton bud panjang'. Kemudian dijelaskan fungsi tes ini untuk mengetahui apakah ada virus atau tidak di tubuh mereka, yang terpenting jangan sampai membuat anak menjadi panik.

"Kalau saya suka kasih tahu dulu ke anak-anak itu (alat swab) istilahnya cotton bud panjang. Nanti dimasukkan cotton bud ke hidung, nanti cuma diputar-putar di hidung, geli-geli sedikit, sakit-sakit sedikit saja, kemudian nanti segera ditarik," tutur dr. Reisa.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Vaksinasi Covid-19 Lansia, dr. Reisa: Vaksinasi Perdana Dilakukan Hari Ini

"Nanti di lubang satunya sama di mulut, habis itu sudah deh. Habis itu kita periksa ada virusnya nggak nih di tubuh kamu," sambungnya.

Lantas kapan anak harus dites Covid-19?

dr Reisa menjelaskan anak-anak harus segera di tes Covid-19 ketika mengalami gejala corona, seperti batuk, demam, diare, atau kehilangan indra penciuman dan perasa.

Baca Juga: Tegur Raffi Ahmad Soal Prokes, dr. Reisa: Semua Harus Disiplin Prokes, Termasuk yang Sudah Divaksin

Namun, apabila mereka tidak mengalami gejala, tes Covid-19 bisa dilakukan ketika ada orang terdekat yang terkonfirmasi positif corona.

"Kalau misalnya dia nggak bergejala, mungkin orang di sekitarnya dulu yang bisa dilakukan pemeriksaan. Kalau orang sekitarnya ternyata positif, maka anaknya juga harus dilakukan tes PCR." ujar dr. Reisa.***

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x