Dokter Reisa Sarankan Hal Ini agar Anak-Anak Tak Takut Tes Swab

- 30 Juni 2021, 17:15 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, reisa Broto Asmoro saat memberikan keterangan pers.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, reisa Broto Asmoro saat memberikan keterangan pers. /PMJ News/Dok BNPB/

PR BEKASI - Penderita Covid-19 sejauh ini kebanyakan adalah orang dewasa. Namun, saat ini Indonesia sedang alami lonjakan kasus Covd-19 yang membuat kelompok anak-anak pun rentan terpapar Covid-19.

Meski kasus infeksi virus corona pada anak relatif jarang terjadi, orangtua harus tetap waspada dan secepatnya melakukan tes PCR apabila sang buah hati terinfeksi.

Namun, masalahnya anak-anak cenderung mudah merasa khawatir ketika hendak melakukan tes. Pasalnya, alat swab yang dimasukkan ke dalam rongga hidung dan mulut tampak seperti menyakitkan.

Baca Juga: Wisatawan ke Bali Wajib Bawa Hasil Negatif Swab PCR

"Kadang-kadang memang pemeriksaan ini menakutkan bagi anak, karena mungkin anak belum pernah melakukan, jadi yang pertama kali. Jadi wajar psikis anak harus diperhatikan, makanya dikasih tahu dulu prosesnya nanti seperti apa," kata dr. Reisa Broto Asmoro dalam sebuah diskusi, Senin, 28 Juni 2021.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News, pada Rabu, 30 Juni 2021, dr. Reisa menyebutkan beberapa langkah yang perlu dilakukan para orang tua ketika hendak mengajak anaknya melakukan tes Covid-19.

Salah satunya dengan memberikan pemahaman tatalaksana pemeriksaan dengan bahasa sederhana sesuai usia anak.

Baca Juga: Reisa Broto Asmoro Ajak Masyarakat Indonesia untuk Ikut Vaksinasi Covid-19

"Jangan tiba-tiba anak dibawa ke tempat pemeriksaan atau labnya, kemudian langsung di didudukan, dipegang kepalanya, dan langsung diswab, pasti anaknya kaget, ini saya mau diapain," ujarnya.

Misalnya, kata dr Reisa, dengan menciptakan istilah-istilah sederhana yang ramah didengar oleh anak, seperti alat swab menjadi 'cotton bud panjang'. Kemudian dijelaskan fungsi tes ini untuk mengetahui apakah ada virus atau tidak di tubuh mereka, yang terpenting jangan sampai membuat anak menjadi panik.

"Kalau saya suka kasih tahu dulu ke anak-anak itu (alat swab) istilahnya cotton bud panjang. Nanti dimasukkan cotton bud ke hidung, nanti cuma diputar-putar di hidung, geli-geli sedikit, sakit-sakit sedikit saja, kemudian nanti segera ditarik," tutur dr. Reisa.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Vaksinasi Covid-19 Lansia, dr. Reisa: Vaksinasi Perdana Dilakukan Hari Ini

"Nanti di lubang satunya sama di mulut, habis itu sudah deh. Habis itu kita periksa ada virusnya nggak nih di tubuh kamu," sambungnya.

Lantas kapan anak harus dites Covid-19?

dr Reisa menjelaskan anak-anak harus segera di tes Covid-19 ketika mengalami gejala corona, seperti batuk, demam, diare, atau kehilangan indra penciuman dan perasa.

Baca Juga: Tegur Raffi Ahmad Soal Prokes, dr. Reisa: Semua Harus Disiplin Prokes, Termasuk yang Sudah Divaksin

Namun, apabila mereka tidak mengalami gejala, tes Covid-19 bisa dilakukan ketika ada orang terdekat yang terkonfirmasi positif corona.

"Kalau misalnya dia nggak bergejala, mungkin orang di sekitarnya dulu yang bisa dilakukan pemeriksaan. Kalau orang sekitarnya ternyata positif, maka anaknya juga harus dilakukan tes PCR." ujar dr. Reisa.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x