Network
PR BEKASI – Setiap tahunnya masyarakat dunia memperingati The Breast Cancer Awareness Month atau bulan peduli kanker payudara.
Setiap tahun The Breast Cancer Awareness Month atau bulan peduli kanker payudara diperingati di bulan Oktober.
Salah satu kegiatan di bulan peduli kanker payudara tersebut adalah edukasi seputar kanker payudara.
Pasalnya masih banyak kalangan yang belum mengetahui cara mendeteksi secara dini kanker payudara dan bagaimana cara mencegahnya.
Untuk mengetahui hal-hal tersebut alangkah baiknya simak penjelasan dari Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban.
Zubairi Djoerban menuturkan bahwa kanker payudara bisa dicegah.
Baca Juga: Curi Artefak dari Pompeii, Turis Ini Mengaku Kena Kutukan Kanker Payudara Selama 15 Tahun Terakhir
Adapun cara mencegah penyakit satu ini adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa gaya hidup sehat di sini haru memiliki empati komponen.
“Olahraga, perbanyak makan sayur dan buah plus deteksi dini,” kata Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ProfesorZubairi pada Rabu, 22 September 2021.
Baca Juga: Perempuan Wajib Tahu, Begini Cara Bedakan Rasa Sakit karena Haid dan Gejala Kanker Payudara
Menurut Zubairi Djoerban gaya hidup sehat tersebut tidak sulit dilakukan dan tidak mahal.
Zubairi Djoerban memaparkan durasi olahraga yang harus dilakukan setiap minggunya.
“Perlu juga olahraga selama 150 menit per minggu,” ucap Zubairi Djoerban.
Olahraga yang dilakukan pun tak perlu berat-berat.
Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dibatasi Konsumsinya untuk Mencegah Kanker Payudara
Cukup dengan jalan cepat atau senang yang bisa melihat gerakannya melalui Youtube.
“Mau naik sepeda statis atau berjalan juga silahkan,” tutur Zubairi Djoerban.
Kemudian Anda juga harus bisa mendeteksi tanda dari kanker payudara.
Cara yang paling mudah dikenali adalah benjolan.
“Biasanya tidak terasa sakit ketika ditekan dan tekstur benjolan cenderung lunak,” kata Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Disebut Terinfeksi Covid-19, Pengidap Kanker Payudara Berakhir Tragis karena Dokter Salah Diagnosa
“Perubahan kulit payudara juga harus diperhatikan. Seperti jadi berlubang-lubang mirip kulit jeruk. Berkerut,” ucapnya melanjutkan.
Perlu diketahui juga wanita yang mewarisi mutasi genetik yang disebut BRCA1 dan BRCA2 (Breast Cancer Gene atau gen kanker payudara) maka risiko terkena kanker payudara menjadi meningkat.
Risiko terkena kanker payudara bisa meningkat drastis hingga 80 persen.
Alasan itu yang membuat Angelina Jolie lebih memilih untuk mengoperasi kedua payudaranya meski tidak sakit kanker.***
