Artinya: “Tuhan Pemeliharaku, jadikanlah aku dan dari keturunanku orang-orang yang (tetap) melaksanakan shalat secara berkesinambungan; Tuhan Pemelihara kami, perkenankanlah doa kami. Tuhan Pemelihara kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari Perhitungan (Hari Kiamat).”
Doa Nabi Ibrahim a.s. dalam Surat Al-Baqarah ayat 126:
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلٗا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ
Artinya: Dan (ingatlah), ketia Ibrahim berdoa: “Tuhan Pemeliharaku, jadikanlah negeri ini (negeri yang) aman sentosa dan anugerahilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan Hari Kemudian.”
Baca Juga: Adik Bibi Ardiansyah Beberkan Kondisi Gala Sky Hingga Masa Depannya
Jamaah Jumat yang di rahmati Allah
Becermin dari doa-doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim di atas, ada sejumlah teladan yang perlu kita perhatikan dalam menyampaikan doa kepada Allah SWT.
Pertama, Nabi Ibrahim berdoa agar diberikan keturunan yang saleh. Dalam bahasa Arab, saleh bermakna terhindar dari kerusakan dan keburukan.
Maka orang yang saleh berarti orang yang terhindar dari kerusakan atau hal-hal yang bersifat buruk.
Yang dimaksud tentu saja perilakunya dan kepribadiannya, yang mencakup kata, sikap, perbuatan, pikiran, hingga perasaannya.