PR BEKASI – Leptospirosis menjadi salah satu penyakit yang sering muncul di saat banjir. Ketahui gejalanya!
Leptospirosis atau masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan istilah penyakit kencing tikus.
Pasalnya salah satu penyebab Leptospirosis adalah bakteri yang dibawa oleh tikus.
Bakteri yang menyebabkan Leptospirosis disebut dengan nama Leptospira.
Oleh karena itu Anda patut mengetahui gejala-gejala dari Leptospirosis.
Untuk mengetahui gejala-gejala dari Leptospirosis, simak penjelasan dari Profesor Zubairi Djoerban.
Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa dalam sejumlah kasus orang terinfeksi Leptospirosis tidak langsung menunjukan gejala.
Zubairi Djoerban menyebutkan gejala yang muncul bisa timbul setelah beberapa pekan terinfeksi dengan bakteri Leptospira.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Mata Ikan di Kaki, Zubairi Djoerban Beri Tips Cukup Oleskan Salep Berbahan Ini
“Orang yang terinfeksi Leptospirosis tak semuanya menunjukkan gejala,” kata Zubairi Djoerban dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ProfesorZubairi pada Rabu, 17 November 2021.
“Gejala bisa saja timbul sekitar 2-3 minggu setelah kontak,” ujarnya melanjutkan.
Maka dari itu gejala penyakit ini bisa muncul setelah banjir surut.
Adapun gejala awal orang yang terinfeksi Leptospirosis kata Zubairi Djoerban adalah alami gejala kayak flu.
Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Payudara Menurut Zubairi Djoerban, Lakukan 3 Gaya Hidup Sehat Ini
Orang itu bakal merasakan demam, menggigil, rasa lemah, dan yang menonjol adalah nyeri otot. Terutama pada betis, punggung, dan perut.
“Gejala awal biasanya berlangsung 4-7 hari. Panas, kemudian turun,” ucap Zubairi Djoerban.
Lebih lanjutnya, sebagian orang yang terinfeksi akan sembuh.
Sementara sebagian lain panasnya akan kembali naik.
Jika hal ini terjadi artinya penyakit itu akan masuk ke tahap berikutnya yang lebih berat.
Zubairi Djoerban mengatakan gejala pada fase ini akan lebih hebat daripada sebelumnya.
“Gejala itu ditambah dengan rasa nyeri kepala hebat, kulit dan mata kuning, serta nyeri perut,” tutur Zubairi Djoerban.
Zubairi Djoerban pun menyebutkan bahwa da juga pasien yang mengalami peradangan pada mata.
Membuat matanya merah, bahkan mengalami penurunan kesadaran akibat peradangan pada selaput otak.
Baca Juga: Bolehkah Disuntik Vaksin Tetanus Setelah Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan Zubairi Djoerban
Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa jika terjadi komplikasi ginjal, maka yang dialami pasien bisa begitu berat hingga menimbulkan kegagalan fungsi ginjal secara akut.
“Jika komplikasi-komplikasi yang terjadi pada pasien sangat berat, ya bisa menyebabkan kematian,” tutur Zubairi Djoerban.***