Apa Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung? Begini Selengkapnya

- 28 Januari 2022, 16:15 WIB
Ilustrasi. Ada perbedaan antara serangan jantung dan henti jantung.
Ilustrasi. Ada perbedaan antara serangan jantung dan henti jantung. /Freepik/orion_production

PR BEKASI – Tersedia informasi perbedaan serangan jantung dan henti jantung yang wajib Anda ketahui.

Baik serangan jantung maupun henti jantung memang sama-sama penyakit kardiovaskular, namun ada hal yang membedakannya.

Perbedaan itu mula-mula dari definisi serangan jantung dan henti jantung itu sendiri.

Selain pada definisi, ada pula perbedaan keduanya baik dalam gejala umum, penyebab, hingga faktor risikonya.

Baca Juga: Bocoran One Piece Chapter 1038, Identitas Malaikat Maut yang Ada di Depan Zoro Terungkap, Perwujudan Enma

Sementara itu Ketua Umum Perhimpunan Dokter Speasialis Kardiovaskular (Perki), Isman Firdaus, buka suara terkait penyakit jantung koroner.

“Tingginya prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang,” ujarnya.

Apa beda serangan jantung dan henti jantung?

Dari sisi definisi, serangan jantung adalah keadaan saat arteri pada jantung tersumbat atau menyempit.

Baca Juga: Ini 3 Alasan Anda Masih Merasa Lapar Setelah Makan, Lengkap dengan Solusinya

Sedangkan henti jantung adalah kondisi saat terjadinya gangguan pada kelistrikan jantung, di antara gejalanya adalah pingsan mendadak, tidak bernapas, dan denyut tidak beraturan.

Nyeri dan sakit di dada, mual, sulit bernapas, mengalami pusing, lelah, dan keringat dingin menjadi gejala umum serangan jantung.

Tersumbatnya arteri pada serangan jantung disebabkan pembuluh darahnya tersumbat, kejangnya arteri koroner, atau terganggunya suplai oksigen dan nutrisi.

Henti jantung lebih disebabkan oleh serangan jantung berulang kali, gangguan sinyal elektrik jantung, hingga kelainan sejak lahir.

Baca Juga: Serial Netflix All of Us Are Dead Tayang Perdana, Catat Jadwal Rilisnya!

Jika ada orang yang terkena serangan jantung, kita bisa segera membawa ke rumah sakit lalu melakukan CPR (pertolongan pertama) jika pasien tidak sadarkan diri.

Hal sedikit berbeda terjadi pada pasien henti jantung, kita membawanya ke rumah sakit lalu melakukan CPR terlepas dari pasien sadar atau tidak sadar.

Serangan jantung berisiko pada laki-laki 45 tahun ke atas, adapun perempuan dengan umur lebih dari 55 tahun, biasa merokok, dan memilki tekanan darah atau kolesterol tinggi.

Baca Juga: Sinopsis Film Man of Steel, Superman Lindungi Bumi dari Bangsanya Sendiri

Dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman ANTARA, kebiasaan merokok dan kolesterol serta tekanan darah tinggi juga menjadi risiko henti jantung.

Selain itu, riwayat penyakit dalam keluarga juga bisa menjadi faktor risiko henti jantung tersebut.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah