Baca Juga: Ibu Hamil Kontraksi Dengar Ledakan Bom Rusia, Rumah Sakit di Ukraina Pindah ke Bungker
Selain itu, penyebab lainnya adalah merasa kesepian saat merantau atau sulitnya mengatur waktu dan keuangan pribadi.
Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti tersebut, 98,7 persen remaja bercerita ke teman untuk menyelesaikan masalah kesehatan mental yang dimiliki.
Yang mengejutkan adalah ada pula yang menghindari masalah (94,1 persen) atau mencari info solusi di internet (89,8 persen).
“Namun, sebagian juga berakhir dengan menyakiti diri mereka sendiri (51,4%), atau bahkan menjadi putus asa serta ingin mengakhiri hidup (57,8%),” tutur Fransiska.
Baca Juga: Drama Terbaru Kim Hee Sun Berjudul Tomorrow Rilis Poster untuk Karakter Utama
Dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman The Conversation, para remaja itu memiliki cara beragam terkait layanan kesehatan mental di Indonesia.
Di antara syarat terkait hal itu adalah remaja tersebut ingin mendapatkan layanan bantuan yang tidak menghakimi.
“Dalam studi yang kami lakukan, misalnya, para remaja mengatakan bahwa mereka mengharapkan layanan bantuan kesehatan mental yang menjamin kerahasiaan (99,2%), tidak menghakimi (98,5%), berkelanjutan untuk periode waktu tertentu (96%), serta dapat diakses online (84,5%),” ujar Fransiska.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 4 Maret 2022: Gemini Akan Mendapatkan Dukungan dari Seseorang di Kejauhan