7 Persiapan Terbaik Ramadhan 2022, dari Belajar Fikih Puasa hingga Taubat Nasuha

- 27 Maret 2022, 15:34 WIB
Ilustrasi Ramadhan 2022, mari kita sambut dengan 7 persiapan berikut.
Ilustrasi Ramadhan 2022, mari kita sambut dengan 7 persiapan berikut. /Freepik/pikisuperstar

PR BEKASI – Menyambut Ramadhan 2022 memerlukan persiapan yang matang agar maksimal.

Kita bisa melakukan 7 persiapan terbaik Ramadhan 2022 berikut menuju bulan yang mulia nanti.

Ramadhan 2022 diperkirakan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022 mendatang, persiapan matang perlu kita lakukan.

Di antara persiapan menyabut bulan puasa tersebut adalah mempelajari fikih puasa hingga melakukan taubat nasuha.

Baca Juga: Bocoran One Piece 1045, Oda Bisa Bangkitkan Luffy setelah Mati di Episode Sebelumnya

Informasi 7 persiapan terbaik ini diungkap Ustaz Ali Nurdin, LC., M.E.I, dikutip dari laman DT Peduli.

7 persiapan terbaik Ramadhan 2022

Berikut selengkapnya:

1.    Memperbaiki niat dengan memurnikannya

Kita perlu memurnikan niat agar ibadah apapun termasuk puasa nanti kita lakukan hanya karena Allah SWT.

Baca Juga: Gunung Berapi Taal di Filipina Meletus, Warga Sekitar Diungsikan ke Tempat yang Lebih Aman

Memurnikan niat adalah landasan ibadah agar kita meniatkan ibadah itu hanya untuk mendapat rida-Nya.

2.    Menyedikitkan makan

Rasulullah SAW bersabda:

"Maka sesungguhnya orang yang paling lama lapar pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak kenyang di dunia." (HR Baihaqi dan At-Tirmizi - Hasan).

Diharapkan kita memperbanyak puasa untuk melatih diri kita sebelum puasa 1 bulan penuh sehingga kita pun perlu menyedikitkan makan.

Baca Juga: Hari Besar Nasional dan Internasional April 2022, Ada Hari Kartini dan Konferensi Asia Afrika

3.    Memahami Ramadhan itu sebentar agar nanti memperbanyak ibadah

Ustaz Ali Nurdin menyebut bulan Ramadhan itu cepat berakhir berdasarkan perintah puasa dalam Surat Al-Baqarah ayat 183-184.

Di situ disebutkan bahwa puasa dikerjakan dalam waktu yang terbatas atau dibatasi waktu, sehingga kita pun perlu beramal saleh dengan maksimal saat Ramadhan nanti.

4.    Mempelajari fikih puasa

Kita pun perlu memahami apa saja yang membatalkan puasa, keutamaan sahur, hal ini diperlukan agar amal yang kita lakukan bisa kita pahami lewat ilmu.

Baca Juga: Diserang dari Berbagai Arah, Lettu Iqbal Gugur dan 9 Prajurit Terluka Akibat Serangan KKB Papua

Imam Ghazali berkata: "Ilmu tanpa amal adalah gila dan pada masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan berlaku dan sia- sia.”.

5.    Berlomba-lomba dalam kesungguhan

Hendaknya kita berlomba-lomba dalam beribadah di bulan suci nanti, hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ

Baca Juga: 132 Orang Terkonfirmasi Tewas dalam Kecelakaan Pesawat China Eastern Airlines

Artinya: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus”.

6.    Membiasakan beribadah

Perlunya membiasakan beribadah adalah agar kita nanti tidak terkejut dengan rutinitas Ramadhan yang berbeda dari biasanya, dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman DT Peduli.

Ibaratnya saat kita akan berolahraga. Jika kita tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu, niscaya kita akan cepat lelah atau bahkan rentan cedera.

Baca Juga: 6 Penyanyi Korea yang Akan Comeback April 2022 usai Hiatus Cukup Lama

7.    Melakukan taubat nasuha

Ustaz Ali Nurdin mengibaratkan ibadah di bulan Ramadhan sebagai makanan lezat yang perlu dinikmati dalam keadaan sehat.

Selain itu, jika ibadah di bulan suci itu tidak bisa kita nikmati, itu adalah buah dari dosa. Adapun cara terbebas dari dosa adalah taubat nasuha.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: DT PEDULI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah