Tiba-tiba Alami Migrain, Bocah di Australia Didiagnosis Menderita Kanker Otak DIPG

12 Desember 2020, 14:56 WIB
Ilustrasi penyakit stroke atau kanker. /Pixabay/PIXABAY/Geralt

PR BEKASI - Seorang anak yang berusia enam tahun, yang baru saja lulus dari taman kanak-kanak (TK) saat ini dikabarkan tengah menderita tumor batang otak. Anak tersebut diprediksi oleh dokter hanya diberi waktu hidup kurang dari dua tahun.

"Yang dia tahu awalnya hanya sakit kepala parah dan mendapatkan bantuan dari dokter untuk berkonsultasi mengenai penyakit ini" kata ayah Madeline Alan Suy menceritakan kepada wartawan.

"Saya tidak menyangka anak saya menderita penyakit seperti itu karena dia baru enam tahun," lanjut Madeline.

Baca Juga: Beberkan Habib Rizieq Sempat Tawari Dukungan dengan Syarat, JK: Saya Tersinggung

Gadis kecil yang dikenal dengan nama Maddie ini mendadak dilarikan ke rumah sakit di Sydney, Australia  pada 28 November 2020 lalu karena migrain yang parah.

"Madeline melakukan pengecekan MRI di pagi hari," kata Suy.

"Ahli radiologi menelepon kembali dan menyarankan saya untuk segera datang ke rumah sakit. Sore harinya, ahli saraf yang bertugas menyuruh kami berdua duduk dan memberi tahu kami kabar buruk," ceritanya.

Dia menambahkan, "Ini merupakan berita yang mengejutkan dan menyedihkan,berita terburuk buat orang tua Maddie."

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Tanggapi Soal Penetapan Habib Rizieq sebagai Tersangka

Setelah melalui diagnosis dan serangkaian tes, kemudian hasil tes dikonfirmasi dengan ahli bedah saraf terkenal Dr Charlie Teo, ternyata Maddie mengalami Diffuse Intrinsic Pontine Glioma.

Diffuse Intrinsic Pontine Glioma (DIPG) adalah kanker yang menyerang anak-anak. Suy menceritakan, "Kanker yang sangat mematikan dan paling ganas diantara semua kanker yang menyerang anak-anak."

Dokter mengatakan, kanker ini tidak dapat disembuhkan. Rata-rata 20 anak di Australia setiap tahun mengidap kanker ini dan biasanya terjadi antara usia empat hingga 11 tahun.

"Tingkat kelangsungan hidupnya diperkirakan dari hasil diagnosis rata-rata sekira 9 hingga 12 bulan," kata Dokter.

Baca Juga: Tiba di Polda Metro Jaya, Habib Rizieq Nyatakan Siap Diperiksa Sesuai Aturan

"Difusi berarti tumor tidak terkontrol dengan baik kemudian  tumbuh menjadi jaringan lain sehingga sel kanker bercampur dengan sel sehat," ucapnya.

Madeline tinggal bersama ibu dan ayahnya, di bagian barat dalam Sydney beserta saudara laki-lakinya Jamison yang berusia dua tahun.

Suy mengatakan kepada wartawan bahwa keluarganya tidak punya harapan lagi dengan apa yang telah terjadi, tapi mereka percaya suatu saat ada sebuah keajaiban.

"Untungnya, kami mendapatkan banyak dukungan dan cinta di sekitar kami," katanya.

Baca Juga: Fatwa Haram Mengucapkan Selamat Natal Kembali Mencuat, Cucu Buya Hamka Berikan Penjelasan

"Kami berusaha untuk tetap kuat, positif dan berharap hasil terbaik. Memiliki sikap positif akan mewujudkan energi yang baik dan alam semesta menyembuhkannya," kata Suy.

Dr Teo memberikan kesimpulan kepada Madeline ayah Maddie, "Kemungkinan kanker ganas yang agresif" tetapi beberapa bagian dari tumor ini terbatas dan semoga bisa diangkat.

Ayah Madeline mengatakan pengobatan standar untuk DIPG adalah terapi radiasi dan ahli bedah saraf telah mengusulkan untuk biopsi eksplorasi tumor.

"Jika hasilnya buruk, maka dia akan berhenti di situ. Namun jika hasilnya positif, dia dapat melanjutkan untuk mengeluarkan tumor fokal, "kata Suy.

Baca Juga: Komentari Kesiapan HRS Penuhi Panggilan Polda Usai Dua Kali Mangkir, GP Ansor: Akhirnya Kau Datang

"Namun, risikonya sangat tinggi. Jika dia membuat kesalahan dan mengambil beberapa bagian yang terpencar-pencar, hal itu dapat menyebabkan Madeline terluka parah (kelumpuhan, kehilangan akal sehat, tidak bisa bernapas, dll.)," ungkap dokter.

Dia mengatakan jika sekuensing DNA kembali dengan hasil positif, dia dapat menjalani uji coba kemoterapi yang ditargetkan dapat bekerja untuk menghentikan penyebaran kanker.

"Dalam beberapa kasus, hal ini bisa memperpanjang hidup anak, dalam kasus lain tidak ada bedanya, tapi operasi ini sangat berisiko tinggi, jadi kami harus memikirkannya. Itu keputusan terbesar dalam hidup kita!" dalam keterangan tulisnya.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Maskapai China Anjurkan Pramugari Pakai Popok Selama Bertugas

Suy mengatakan mereka tidak tahu dari mana mereka akan mendapatkan dana untuk perawatan putrinya, hanya mengharapkan uang dari penggalangan dana yang diteruskan lembaga penerimaan dana amal.

Hasil dari penggalangan dana sampai Jumat, 11 Desember 2020 sore, mereka telah mengumpulkan lebih dari 83.000 dolar atau sekira Rp 1.2 milyar.

"Kami hanya tahu bahwa kami ingin memberinya kesempatan terbaik mutlak untuk menghadapi musibah ini dan menjalani kehidupan yang layak untuk kedepannya," katanya.

Dalam seminggu terakhir, Madeline pergi ke pesta ulang tahun temannya di kebun binatang, bercanda di taman bermain dengan penitipan anak dan teman-teman taman kanak-kanak lainnya, serta pesta Natal. Menghabiskan waktu di rumah bersama keluarganya untuk menjelang operasi Senin, 14 Desember 2020.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: News.com.au

Tags

Terkini

Terpopuler