Pejabat Tinggi Israel Yakin Arab Saudi Akan Lakukan Normalisasi dengan Israel Pada 2021 Mendatang

30 Desember 2020, 17:54 WIB
Ilustrasi bendera Israel. /

PR BEKASI - Israel tengah berupaya untuk mendapatkan dukungan dari sejumlah negara termasuk negara-negara Muslim.

Diketahui bahwa Israel telah mengantongi beberapa negara Muslim yang akan melakukan normalisasi dengan pihaknya.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jerusalem Post pada Rabu, 30 Desember 2020, para pejabat tinggi Israel yakin bahwa Arab Saudi akan sepakat terkait normalisasi hubungan dengan Israel pada akhir 2021.

Baca Juga: Retno Marsudi Pastikan 1,8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Sampai di Indonesia

Beberapa orang percaya bahwa normalisasi tidak akan terjadi sebelum pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selesai atau pada tahap awal pemerintahan Presiden AS terpilih Joe Biden.

Namun, Jerusalem Post menyebutkan bahwa ada indikasi arah menuju normalisasi dengan Arab Saudi dalam 12 bulan ke depan.

Serangkaian pernyataan yang terkadang saling melengkapi, dan terkadang kontradiktif oleh pejabat tinggi Israel dalam beberapa bulan terakhir, disebabkan karena pembicaraan normalisasi bergerak maju.

Baca Juga: Tagar #FPITERLARANG Menggema di Twitter, Berikut 3 Ormas yang Sebelumnya Dilarang di Indonesia

Atas hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel tidak memberikan komentar resmi.

Pada pekan lalu, Menteri Intelijen Eli Cohen mengatakan kesepakatan bisa datang dengan Arab Saudi dalam beberapa tahun ke depan tetapi tidak sebelum 20 Januari 2020 mendatang.

Selanjutnya, Cohen juga tidak secara terbuka menentukan bahwa normalisasi akan terjadi pada akhir 2021.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Larang dan Bubarkan FPI, Guntur Romli: Gus Dur Sejak Lama Ingin FPI Bubar

Ini terjadi setelah pernyataan Cohen pada 2 November bahwa kesepakatan dengan Arab Saudi bisa saja tercapai, meskipun ia memberi catatan pada prediksinya karena ketidakpastian pada saat itu mengenai siapa yang akan memenangkan pemilu AS dan kebijakan Iran di masa depan.

Pada 23 November, dilaporkan secara luas bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) sebagai bagian dari kunjungan bersama ke negara kunci Sunni itu bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Deretan konfirmasi dan bantahan, dengan Netanyahu sendiri secara terbuka menolak berkomentar, tampaknya menunjukkan bahwa kunjungan itu telah terjadi dan dipandang sebagai tanda hubungan yang bergerak maju, tetapi tetap dirahasiakan.

Baca Juga: Ada Oknum yang Jual Tes PCR Palsu, dr. Tirta 'Ngamuk': Saya Sudah Laporkan Kasus Ini ke Polisi

Sebelumnya, Jerusalem Post juga melaporkan bahwa MBS secara diam-diam mengunjungi Israel.

Pada 25 Oktober lalu, Channel 12 melaporkan bahwa Direktur Mossad Yossi Cohen secara pribadi mengatakan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa Arab Saudi menunggu sampai setelah pemilihan AS, tetapi mereka akan mengumumkan normalisasi sebagai "hadiah" kepada pemenang.

Dampak dari laporan tersebut adalah munculnya indikasi pengumuman semacam itu bahkan bisa datang segera setelah pemilu AS. 

Baca Juga: Siap Wakili Fadli Zon Debat dengan Gus Mis, Gus Umar: Cukup Saya Saja Meladeni Anda di Kantor PBNU

Namun, pada tanggal 25 Oktober laporan Channel 12 tidak sepenuhnya lengkap tentang apa yang dikatakan direktur Mossad. Nyatanya, komentar Cohen dalam percakapan tertutup di bulan Oktober lebih rinci.

Berbicara seminggu sebelum pemilu AS, Yossi Cohen telah mengatakan jika Presiden AS Donald Trump menang, mungkin akan ada pengumuman normalisasi segera, menurut Jerusalem Post.

Sementara jajak pendapat memastikan kemenangan Joe Biden, meskipun Arab Saudi masih menginginkan kesepakatan normalisasi dengan Israel, tetapi belum ada garis waktu yang jelas.

Baca Juga: Terkait SKB Larangan Kegiatan FPI, Fraksi NasDem: Kami Mendukung Penuh

Cohen telah menekankan bahwa Arab Saudi tidak ingin memberikan hadiah kepada Trump dan kemudian tidak mendapatkan apa-apa setelah pemerintahan Joe Biden mengambil alih kendali.

Sebaliknya, Cohen memahami bahwa pemerintahan Biden mungkin ingin menghubungkan normalisasi dengan Saudi untuk kemajuan negosiasi dengan Palestina.

Ini adalah taktik kebalikan dari pemerintahan Trump. Taktik ini mencoba menekan Palestina untuk menunjukkan kelonggaran dalam negosiasi dengan Israel, dengan bergerak maju untuk kesepakatan normalisasi tanpa negosiasi.

Baca Juga: Mengaku Sudah Dua Dekade 'Mengabdi' kepada Prabowo, Hotman: Saya Tetap Tidak Tertarik Pada Politik

Sebelum hari pemilu AS pada 3 November, ada ketidakpastian yang jauh lebih besar dari Menteri Intelijen Eli Cohen dan Direktur Mossad Yossi Cohen tentang bagaimana Arab Saudi akan bersikap kepada Joe Biden. Tapi sekarang pejabat tinggi yang menunjukkan kepercayaan yang lebih besar tentang masalah tersebut.

Kepala Mossad Cohen pertama kali menyarankan potensi adanya hubungan resmi dengan Saudi dalam wawancara yang direkam dengan Channel 12 pada pertengahan September, dan dia diam-diam telah berkunjung ke sana selama bertahun-tahun.

Mantan Kepala Staf IDF Letnan Jenderal (purnawirawan) Gadi Eisenkot pada tahun 2017 secara terbuka mengumumkan bahwa Israel berbagi intelijen dengan Arab Saudi ketika negara-negara itu semakin dekat.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Jerussalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler