Dokter di Florida Dikabarkan Meninggal 16 Hari Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

16 Januari 2021, 07:53 WIB
Ilustrasi dokter di Florida, AS. /PIXABAY/

PR BEKASI - Sejumlah negara telah mulai menggelar vaksinasi Covid-19 secara bertahap dengan berbagai vaksin yang di produksi oleh perusahaan farmasi dari berbagai negara.

Salah satu negara yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 yakni, Amerika Serikat (AS). Mereka memprioritaskan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan.

Namun, Otoritas kesehatan tengah menginvestigasi terkait kasus seorang dokter di Florida, AS yang meninggal karena kondisi yang jarang terjadi, yakni kelainan darah yang parah.

Baca Juga: Cek Fakta: Presiden Terpilih Amerika Serikat Joe Biden Dikabarkan Mengundurkan Diri, Ini Faktanya

Dikabarkan bahwa seorang dokter tersebut meninggal 16 hari setelah menerima suntik vaksin Covid-19 dari Pfizer.

Namun, hingga saat ini belum diketahui apakah sakitnya itu terkait dengan suntik vaksin Covid-19, yang dilakukannya atau karena faktor kesehatan lainnya.

Dokter tersebut diketahui bernama Gregory Michael berusia 56 tahun, yang merupakan seorang dokter spesialis kandungan dan ginekolog, yang tinggal di kawasan Miami Beach.

Baca Juga: Temukan Sejumlah Bukti, Amerika Serikat Tuding China Lakukan Genosida Terhadap Etnis Uighur

Selanjutnya, Michael menerima suntik vaksin acovid-19 di Pusat Kesehatan Gunung Sinai pada 18 Desember 2020 lalu. Ia meninggal 16 hari kemudian karena pendarahan di otak.

Atas kejadian tersebut, istri Michael, Heidi Neckelmann, mengunggah di akun Facebook prinadinya terkait kabar kematian suaminya itu.

Tak lama setelah menerima suntik vaksin Covid-19, Michael mengalami gejala serius yang disebut thrombostopenia imun akut, di mana kondisi membuat darah sulit membeku dengan baik.

Baca Juga: Belasan Warga Israel Dikabarkan Alami Kelumpuhan Wajah Sementara Usai Vaksinasi Covid-19

Menjawab isu ini, Pfizer dalam keterangannya menjelaskan pihaknya secara aktif menginvestigasi kasus ini. Hanya saja, saat ini Pfizer belum yakin adanya sangkut-paut peristiwa ini dengan vaksin buatan produsen obat tersebut.

"Belum ada sinyal keamanan yang teridentifikasi terakit uji coba klinis kami dan pasca-pemasaran sejauh ini atau dengan teknologi yang digunakan dalam membuat vaksin. Kami berbelangsungkawa kepada keluarga yang berduka," kata pihak Pfizer dalam keterangannya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The New York Times pada Sabtu, 16 Januari 2021.

Sementara itu, otoritas Meksiko menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari kasus seorang dokter perempuan berusia 32 tahun, yang dirawat di rumah sakit setelah menerima suntik vaksin Covid-18 buatan Pfizer–BioNTech.

Baca Juga: Buntut Tolak Pembangunan Masjid, Umat Kristen dan Islam di Georgia Bentrok

Identitas lengkap dokter tersebut tidak dipublikasi. Namun, dikabarkan ia dilarikan ke ICU sebuah rumah sakit umum di Nuevo Leon setelah mengalami kejang, susah bernafas dan ruam-ruam pada kulit.

Hingga saat ini terpantau belum ada penjelasan lebih lanjut terkait efek samping yang ditimbulkan dari vaksin tersebut atau efek samping khusus bagi seseorang yang telah memiliki riwayat penyakit dalam kondisi tertentu.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: The New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler