Gegara Alexei Navalny, Vladimir Putin Hadapi Masalah Serius setelah Muncul 'Perlawanan' Para Pengunjuk Rasa

1 Februari 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi demonstrasi protes pemerintah Rusia dan tuntut pembebasan Alexei Navalny. /The New York Times

PR BEKASI - Pemerintah Rusia menghadapi polemik terkait kasus unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan warganya.

Diketahui bahwa unjuk rasa tersebut melanjutkan perlawanannya terhadap para pendukung kritikus anti-Kremlin, Alexei Navalny.

Pada Minggu, 31 Januari 2021, Kepolisian Rusia menahan kurang lebih 465 orang dalam unjuk rasa pro-Alexei Navalny di Siberia.

Namun hingga kini belum diketahui, apakah penangkapan serupa juga terjadi dalam unjuk rasa di Moskow.

Baca Juga: Abu Janda Dianggap Dekat Kekuasaan, Sherly Annavita: Sekarang Saatnya Komitmen Presiden Dimintai Bukti 

"Ini pertama kalinya saya bergabung dalam unjuk rasa. Saya sudah muak dan ketidakadilan yang ditunjukkan pemerintah," kata salah satu demonstran, Ivan, sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 31 Januari 2021.

Hal ini bukan merupakan penahanan yang pertama. Dalam unjuk rasa yang berlangsung pekan lalu, di Moskow, penangkapan serupa juga terjadi.

Bukan hanya itu, bahkan jumlah demonstran yang ditahan lebih banyak yaitu kurang lebih 4.000 orang.

Penahanan tersebut tak ayal memperberat perlawanan Alexei Navalny terhadap pemerintah Rusia yang ia anggap korup.

Baca Juga: Viral! Adu Jotos Keluarga dengan Petugas Pemakaman karena Jenazah Pasien Covid-19 Tertukar 

Tak hanya orang-orang terdekatnya telah ditangkap, pendukungnya pun juga. Salah satu yang ditangkap adalah kakaknya sendiri, Oleg.

Alexei Navalny, sebagaimana diketahui, adalah kritikus anti-Kremlin (pemerintah pusat Rusia) yang nyaris tewas diracun tahun lalu.

Dilaporkan bahwa ia diracun menggunakan Novichok, salah satu senjata biologis andalan agen-agen intelijen Rusia.

Ketika pulang ke Rusia pada 17 Januari 2021 lalu usai menyelesaikan pengobatannya di Jerman, ia ditangkap oleh aparat

Baca Juga: Amankan Pasokan di Negara-negara Anggotanya, Komisi Eropa Setujui Ekspor Vaksin Covid-19 Dibatasi 

Ia juga dianggap melanggar aturan penangguhan hukuman atas kasus penipuan yang terjadi di tahun 2014 lalu.

Navalny membela diri bahwa urusan dia sudah beres dengan perkara itu, namun aparat tetap menahannya. Upaya bandingnya nihil dan sekarang ia harus mendekam di penjara hingga sidang perkaranya dimulai.

Jika ia terbukti melanggar, maka ia bisa dipenjara bertahun-tahun. Hal itulah yang kemudian memicu perlawanan dari pendukungnya di Rusia.

"Jika kita diam saja dan tidak melawan, maka mereka bisa saja mengincar kita esok," kata Yulia Navalnaya, istri dari Alexei Navalny.

Baca Juga: Bali Resmi Jadi Kota Terpopuler Tahun 2021 Versi Tripadvisor, Potensi Penting Pariwisata Indonesia 

Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memperingatkan bahwa unjuk rasa pro Alexei Navalny berbahaya dan ilegal.

Jika tidak ditindak tegas, ia khawatir situasi Rusia bisa berakhir seperti kejatuhan Uni Soviet di tahun 90an.

Adapun baru-baru ini Vladimir Putin kembali 'diserang' oleh Alexei Navalny lewat penyebaran video yang menudingnya membeli sebuah kastil Laut Hitam dengan uang publik.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler