Sinetron Thailand Tampilkan Adegan Kekerasan dan Pelecehan Seksual, Miss Universe Ikut Beri Kecaman

14 Februari 2021, 20:29 WIB
Adegan di sebuah sinetron yang memicu kecaman. /Channel 3/Twitter.com/ @amanda_obdam

PR BEKASI – Sebuah sinetron atau lakorn di Thailand mendapat kecaman di media sosial usai menampilkan adegan pelecehan seksual dan alur yang menyudutkan korban.

Kecaman daring itu diketahui belum pernah terjadi sebelumnya.

Diketahui adegan yang memicu kecaman itu ketika seorang suami merasa jijik mengetahui istrinya hampir diperkosa alih-alih menenangkannya.

Baca Juga: Abu Janda Akui Fenomena 'Influencer' Dibayar Negara, Roy Suryo: Dia Dibayar Pakai Uang Rakyat

Baca Juga: Kabupaten Bekasi Terapkan PPKM Mikro, Aktivitas Rumah Ibadah Akan Ditutup Jika Termasuk Zona Merah

Baca Juga: Banyak yang Tersinggung, Saleh Partaonan Daulay Desak GAR ITB Cabut Laporan Din Syamsudin Radikal 

Dalam protes aktivis berharap dapat memicu perubahan di negara yang sebagian besar menghindari gerakan #MeToo.

Setiap malam, jutaan orang di seluruh Thailand menonton lakorn di acara prime time untuk alur cerita romansa yang cabul, perebutan kekuasaan, kisah keluarga yang pahit, dan balas dendam yang kejam.

Terlepas dari keluhan selama bertahun-tahun, pertunjukan tersebut terbukti tahan terhadap kritik dan masih sering menampilkan wanita yang dilecehkan secara seksual dan dilecehkan secara fisik.

Karakter wanita sering kali mendapat ciuman secara paksa dan dipukul oleh pria yang kemudian mereka cintai.

Baca Juga: Senang dan Bangga Dibully Fans Amanda Manopo, Barbie Kumalasari: Berarti Aku Hits dan Fenomenal  

Sementara pemerkosaan digunakan sebagai hukuman bagi wanita yang "bandel".

Di masa lalu, bahkan adegan cerita yang paling mengerikan hanya dijatuhi denda kecil karena melanggar undang-undang kesusilaan sampai minggu ini.

Pada 7 Februari, Mia Chum Pen dari Channel 3 (Wife on Duty), menunjukkan sebuah adegan ketika seorang wanita yang dirantai menjadi korban percobaan pelecehan seksual.

Alih-alih mendapat pertolongan setelah berhasil kabur dari sekapan penjahat, suami dari wanita malah merasa jijik.

Baca Juga: Foto Jokowi dengan Abu Janda cs di Istana Viral, Christ Wamea: Buzzer Binaan Pemerintah Itu Nyata 

Dalam beberapa menit setelah acara ditayangkan, #NoMoreRapeOnScreen, dalam bahasa Thailand, menjadi trending di Twitter Thailand karena mempermalukan korban.

Aksi itu kian memanas ketika Miss Universe Thailand 2021 ikut menegur produser Mia Chum Pen.

“Saya telah melihat ini di TV sejak usia yang sangat muda. Ini TIDAK OKE, "kata Amanda Obdan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SCMP Minggu, 14 Februari 2021.

“Kita harus berhenti menormalkan pemerkosaan,” sambungnya.

Baca Juga: Daerah Rumahnya di Jakarta Tidak Banjir, Jansen Sitindaon: Mantap Juga Gubernur Anies Baswedan 

Aksi serupa juga berkembang di halaman Facebook yang diprakarsai oleh seorang mantan Pramugari.

Ia berbagi pandangan tentang adegan tersebut kepada 200.000 pengikutnya, ia juga mencerca jalan cerita tersebut.

“Mengapa mereka harus menggambarkan korban pemerkosaan sebagai orang yang tercela?” kata unggahan itu.

“Seluruh dunia telah berkembang, mungkin kita juga harus,” sambungnya

Baca Juga: Kerap Dihubungkan Dugaan Korupsi Anies, Febri Diansyah: Cara Buat Novel Baswedan Agar Tak Betah di KPK 

Bagi para pegiat, sinetron Thailand mencerminkan banyak nilai sosial yang tertanam dan merusak serta menahan perempuan dalam masyarakat Thailand.

"Mereka memperkuat nilai laki-laki, sekaligus merendahkan nilai perempuan," kata Galevalin Tummaratchai, 37, seorang peneliti kekerasan struktural di Universitas Thammasat.

“Pertunjukan ini hanyalah reproduksi dari mentalitas bahwa laki-laki memiliki nilai lebih dari pada perempuan, inilah mengapa masyarakat kita belum pergi kemanapun dalam hal kesetaraan gender,” sambungnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler