Joe Biden Rencanakan AS Gabung Lagi Perjanjian Nuklir Iran, Israel Pastikan Tak Sejalan

17 Februari 2021, 07:14 WIB
Ilustrasi bendera Israel /PIXABAY

PR BEKASI - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Presiden Joe Biden dikabarkan akan kembali untuk bergabung dalam perjanjian nuklir Iran.

Rencana tersebut juga sempat disinggung oleh pihak pemerintahan AS beberapa waktu lalu.

Sejumlah pihak pun kemudian menyambut baik atas rencana Joe Biden tersebut.

Baca Juga: Dilaporkan Jalankan Program Nuklir dan Rudal, AS Prioritaskan Denuklirisasi Korea Utara

Namun, Israel dituding kemungkinan tidak akan mendukung Presiden AS Joe Biden.

Hal tersebut terkait dengan rencananya kembali bergabung ke Perjanjian Nuklir Iran 2015 alias JCPOA.

Sikap tersebut diindikasikan oleh Duta Besar Israel di AS, Gilad Erdan, ketika diwawancarai soal hubungan AS - Israel oleh Radio Tentara Israel.

Baca Juga: Demi Tuntaskan Janji Listyo Sigit, Kabupaten Bekasi Tambah 3 Alat E-TLE di Sekitar Cikarang

"Kami tidak akan bisa menjadi bagian dari proses tersebut," kata Gilad Erdan, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 17 Februari 2021.

"Jika administrasi Joe Biden ingin kembali ke perjanjian nuklir Iran," kaya Gilad Erdan, menambahkan.

Sebelumnya, Joe Biden sudah lama ingin membawa kembali AS ke perjanjian nuklir Iran.

Baca Juga: Longsor Turap di Bekasi Tumbangkan Tiga Pohon Besar dan Enam Tenant Roboh

Ia berharap dengan AS kembali ke sana, Iran bisa kembali dipaksa untuk mematuhi peraturan pembatasan pengayaan uranium-nya.

Iran saat ini, lanjutnya, melanggar perjanjian itu dengan melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen di pabrik nuklir bawah tanahnya, Fordow.

Selanjutnya, Joe Biden pun khawatir hal itu kian tak terkendali. Jika AS berhasil kembali ke JCPOA.

Baca Juga: 9 Tahun Bersama, Hendro Siswanto Resmi 'Bercerai' dengan Arema dan Pilih Borneo

Selanjutnya jika Iran dipaksa tunduk, maka hal itu bisa menjadi batu loncatan untuk perjanjian yang luas.

Hal itu mulai dari pembatasan pengembangan senjata hingga aktivitas regional.

Israel tidak sejalan dengan pandangan Joe Biden. Mereka menginginkan sikap yang lebih tegas, berupa sanksi atau ancaman aksi militer.

Baca Juga: Sebut Buzzer Fitnah SBY Soal Dana Hibah Rp9 Miliar, Yan Harahap: Dukungan Pemprov Jatim Bukan Tanpa Sebab

Sederhananya, Israel ingin sikap administrasi Joe Biden sama dengan administrasi Donald Trump yang sangat anti-Iran.

"Kami pikir jika AS kembali ke kesepakatan yang dulu mereka tinggalkan, daya tawar mereka pun juga akan kurang," katanya.

"Mempertahankan sanksi yang ada sekarang atau menambah sanksi baru, dikombinasikan dengan ancaman militer," katanya melanjutkan.

Baca Juga: Video Sapi Ngamuk Seruduk Rumah Sakit, Pasien Lari Tunggang-Langgang di Kolombia

Erdan menyebutkan bahwa pendapatnya itu akan lebih efektif untuk mendorong Iran melakukan kesepakatan negosiasi batu

"Akan lebih efektif untuk mendorong Iran melakukan negosiasi kesepakatan baru," kata Erdan, menegaskan.

Diketahui bahwa Iran adalah isu penting bagi PM Israel saat ini, Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: UU Pilkada Syarat Jegal Anies Baswedan Demi Majukan Gibran, Pratikno Beri Penjelasan

Menjelang pemilihan umum bulan depan, penting baginya untuk memastikan AS dan Israel masih sejalan untuk isu-isu penting.

Sebelumnya, komunikasi Netanyahu dan Joe Biden tidak seintensif hubungan komunikasi antara Netanyahu dan Donald Trump.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler