Diduga Pemberontak Komunis, 9 Aktivis Filipina Tewas oleh Polisi Buntut Kebijakan Duterte

8 Maret 2021, 13:17 WIB
Seorang anggota pasukan pemberontak Komunis Filipina sedang membawa senapan di perhutanan Mindanao, Filipina. /REUTERS /

PR BEKASI – Setidaknya sembilan aktivis yang diduga sebagai pemberontak komunis telah tewas setelah mendapat serangan polisi di Filipina utara pada Minggu, 7 Maret 2021.

Kejadian tersebut terjadi hanya dua hari setelah Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan pasukan pemerintah untuk membunuh dan menghabisi semua pemberontak komunis di Filipina

Polisi juga telah menangkap enam orang selama penggerebekan di tiga provinsi di sekitar Metro Manila kemarin, sementara setidaknya enam lainnya melarikan diri.

Polisi juga mengatakan mereka memiliki surat perintah penangkapan terhadap 18 orang, menambahkan bahwa beberapa menolak penangkapan, yang mengakibatkan kematian mereka.

Baca Juga: Fahri Hamzah Janjikan Indonesia Bersih dari Korupsi jika Jadi Presiden, Ferdinand Hutahaean: Omong Kosong!

Baca Juga: Andi Arief Kirim Sinyal Peringatan: Nasib Moeldoko, Marzuki Alie, dan Jhoni Allen Tinggal Seminggu

Baca Juga: AHY Bersama 34 Ketua DPD Demokrat Geruduk Kemenkumham Hari Ini, Ada Apa?

Kelompok hak asasi Karapatan dan Partai Kabataan (Pemuda) menentang klaim pemerintah tersebut, dengan mengatakan orang -orang yang terbunuh telah dieksekusi.

Emmanuel "Manny" Asuncion, seorang pemimpin buruh di provinsi Cavite, di luar Manila, termasuk di antara mereka yang tewas, kata federasi nelayan Pamalakaya dalam sebuah pernyataan.

UPLB Perspective, publikasi mahasiswa di University of the Philippines, melaporkan bahwa dua orang penyelenggara perburuhan, sepasang suami istri, tewas di provinsi Batangas, yang berbatasan dengan ibukota Filipina.

Chai dan Ariel Evangelista, bersama dengan putra mereka yang berusia 10 tahun, hilang hanya beberapa jam sebelum kematian mereka. Keberadaan putra mereka masih belum diketahui.

Baca Juga: Sejumlah Komoditas Utama Alami Kenaikan, Berikut Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Pekan Ini

Karapatan mengatakan keluarga itu ditahan selama penggerebekan dini hari, tetapi tidak menyebutkan siapa yang menahan mereka.

Di Provinsi Rizal, Karapatan juga mengonfirmasi tewasnya dua aktivis menyusul insiden penembakan.

Sementara polisi yang melakukan penggerebekan pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal Karapatan Cristina Palabay mengatakan militer dengan patuh mengindahkan perintah bunuh, bunuh, bunuh presiden.

Phil Robertson, wakil direktur Kelompok Human Rights Watch (HRW) Asia juga menyatakan keprihatinan tentang penggerebekan mematikan tersebut.

Baca Juga: Bahaya, Simak Penjelasan Akibat jika Minum Soda Setiap Hari bagi Kesehatan

Mereka mengatakan operasi tersebut tampaknya merupakan rencana terkoordinasi oleh pihak berwenang untuk membersihkan pemberontak Komunis.

"ini jelas merupakan bagian dari kampanye kontra pemberontakan pemerintah yang semakin brutal yang bertujuan untuk menghilangkan pemberontak komunis," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Senin, 8 Maret 2021.

Sebelumnya, pada Jumat, 5 Maret 2021 Presiden Rodrigo Duterte meluncurkan operasi "kontra pemberontakan" terhadap pemberontak komunis di Mindanao.

Ancamannya terhadap komunis menimbulkan ketakutan akan gelombang baru pertumpahan darah yang mirip dengan perang melawan narkoba yang menewaskan ribuan orang, termasuk anak-anak.

Baca Juga: Dicap Pelakor Senior karena Menikah dengan Bambang Trihatmodjo, Mayangsari: Terserah, Tapi Jangan Dicontoh!

Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa ancaman tersebut tidak lagi membedakan antara pemberontak bersenjata, pembela hak asasi, dan kritik terhadap pemerintahan Duterte.

"Saya telah memberitahu militer dan polisi bahwa jika mereka menemukan diri mereka dalam pertempuran bersenjata dengan pemberontak komunis, bunuh habisi mereka jika mereka masih hidup," katanya

"Pastikan untuk mengembalikan jenazah mereka ke keluarga masing-masing. Lupakan hak asasi manusia." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler