Sebut Mayoritas Warga Dukung Normalisasi dengan Israel, Pembawa Acara TV Kuwait Diserang

12 Juni 2021, 19:40 WIB
Penulis kontroversial Kuwait dan pembawa acara TV, Fajr Al-Saeed, membuat pernyataan yang memicu kemarahan warga Kuwait di media sosial karena menyebut warga Kuwait mendukung normalisasi negaranya dengan Israel. /Saudi 24 News

PR BEKASI – Penulis kontroversial Kuwait dan pembawa acara TV, Fajr Al-Saeed membuat pernyataan kontroversial yang memicu kemarahan warga Kuwait di media sosial.

Hal tersebut terjadi setelah ia muncul di saluran TV Israel, KAN11 TV pada Jumat, 11 Juni 2021 yang menjadi viral di masyarakat Kuwait.

Diketahui, Al-Saeed telah menyatakan dukungan untuk normalisasi hubungan antara Kuwait dengan Israel.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Terancam Lengser, Tuduh Koalisi Naftali Bennett Wujud Kecurangan Pemilu Israel 

Dirinya juga mengaku sebagai perwakilan dari mayoritas warga Kuwait, yang menurutnya cenderung mendukung perdamaian antara kedua negara tetapi tak berani mengungkapkannya.

“Saya adalah pendukung besar normalisasi hubungan Kuwait dengan Israel, mayoritas warga Kuwait ingin kami berdamai dengan Israel, namun mereka takut mengemukakan pendapatnya,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Al-Saeed kemudian mengomentari Anggota Israel Knesset Abbas Mansour yang baru-baru ini setuju untuk bergabung dengan koalisi pemerintah dalam upaya untuk menggulingkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang paling lama menjabat.

Baca Juga: Teruskan Sejarah, Kim Jong Un: Israel Lakukan Tindakan Genosida dan Bunuh Anak-anak Palestina 

Diketahui, mereka berusaha untuk membentuk pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh pemimpin sayap kanan, Naftali Bennett.

Benjamin Netanyahu sendiri diduga telah terlibat dalam skandal korupsi besar dan bertanggung jawab terhadap pembantaian warga Palestina.

Al-Saeed mengatakan dia tidak mengakui Abbas Mansour karena secara praktis, intelektual, dan ideologis berafiliasi dengan gerakan Ikhwanul Muslimin.

Abbas Mansour sendiri adalah wakil ketua cabang selatan Gerakan Islam di Israel, yang pada tahun 1995 berpisah dari cabang utara Gerakan Islam yang dipimpin oleh Sheikh Raed Salah.

Baca Juga: Hamas Rilis Rekaman Audio, Diduga Suara dari Mantan Tentara Israel yang Ditahan 

Hal tersebut dilakukannya dalam upaya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan Israel di tahun berikutnya.

Dia mendirikan partai Ra'am yang juga dikenal sebagai Koalisi Arab Bersatu yang merupakan oposisi dari Benjamin Netanyahu.

Al-Saeed melanjutkan pernyataanya dengan mengkritik Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, dan pemimpinnya, Ismail Haniyeh, mengeklaim Palestina sedang dihukum karena dia dan kebijakan gerakan.

Pernyataan kontroversial itu memicu kehebohan di dunia maya dengan banyak pengguna yang menyerukan agar dia dihukum dengan berat.

Baca Juga: Kabar Duka Wafatnya Emir Kuwait Al-Sabah, Program Televisi Berganti Lantunan Ayat Alquran 

Terutama karena pandangannya bertentangan dengan posisi resmi negara Kuwait yang tidak mengakui kemerdekaan Israel dan sebaliknya mengakui kemerdekaan Palestina.

Pada bulan Mei 2021, setelah agresi Israel di Jalur Gaza yang terkepung, Majelis Nasional Kuwait (parlemen) menyetujui amandemen prinsip untuk memperketat hukuman dalam undang-undang yang melarang berurusan atau normalisasi dengan Israel.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk menegaskan kembali posisi Kuwait terhadap Palestina.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler