Sosok Perdana Menteri Baru Israel, Benjamin Netanyahu Jadi Oposisi dan Respons Hamas

14 Juni 2021, 09:52 WIB
PM Israel Benyamin Netanyahu berhenti berkausa di Israel sejak Minggu, 13 Juni 2021. /Reuters/Ammar Awad

PR BEKASI - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya harus turun dari jabatannya setelah 12 tahun memimpin Israel.

Benjamin Netanyahu 'digulingkan' dari kekuasannya oleh koalisi saingan dari spektrum politik Israel.

Parlemen Israel menyatakan bahwa Benjamin Netanyahu hanya kurang satu suara untuk bisa melanjutkan kekuasannya di Israel.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Terancam Lengser, Tuduh Koalisi Naftali Bennett Wujud Kecurangan Pemilu Israel

Poling menyatakan hasil suaranya yaitu 60-59 pada Minggu, 13 Juni 2021 kemarin.

Usai pengumuman itu, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dirinya akan kembali berkuasa dan akan menjadi oposisi di dalam pemerintahan Israel yang baru.

"Kami akan segera kembali untuk menggulingkan pemerintahan berbahaya ini dan kembali berkuasa," kata Benjamin Netanyahu, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Senin, 14 Juni 2021.

Baca Juga: Terancam Dipenjara, Kekuasaan PM Israel Benjamin Netanyahu Kini di 'Ujung Tanduk'

Sementara itu, pemimpin baru Israel yakni Naftali Bennett akan berkuasa di Israel.

Naftali Bennett disebutkan merupakan orang yang mengesampingkan kemerdekaan Palestina dan ingin Israel tetap mempertahankan kendali penuh atas semua tanah yang telah didudukinya.

"Pemerintah perubahan," kata Naftali Bennett yang merupakan campuran politisi yang menetang ideologis dari nasionalis agama Yahudi garis keras hingga partai Islam Arab kecil.

Baca Juga: Soroti Calon PM Israel, Warga Palestina Akui Khawatir Naftali Bennett Berhasil Gantikan Benjamin Netanyahu

Menanggapi dilantiknya Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel Baru, juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berubah pandangan tentang entitas Zionis.

"Terlepas dari bentuk pemerintahan di Israel, itu tidak akan mengubah cara kami memandang entitas Zionis," katanya.

"Ini adalah pendudukan dan entitas kolonial, yang harus kita lawan dengan paksa agar kami mendapatkan hak kami kembali." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler