Ahli Prediksi Gletser Kiamat Akan segera Runtuh, Apakah Dampaknya?

21 Juni 2021, 09:08 WIB
Penelitian terbaru menemukan fakta bahwa gletser terbesar di dunia yang dikenal dengan sebutan gletser kiamat diprediksi dalam waktu dekat akan mengalami keruntuhan. /NASA/

PR BEKASI – Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh University of Michigan menemukan fakta bahwa gletser terbesar di dunia diprediksi dalam waktu dekat akan mengalami keruntuhan.

Namun, ancaman keruntuhan gletser tersebut diperkirakan akan lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di Science tersebut juga membuat simulasi kematian dari Gletser Thwaites, Antartika Barat atau yang juga dikenal dengan sebutan gletser kiamat yang diketahui sebagai gletser paling tidak stabil di dunia.

Baca Juga: Bukan karena Kiamat Sudah Dekat, BMKG Beri Penjelasan soal Fenomena Matahari Terbit dari Utara di Sulsel
 
Para peneliti mensimulasikan runtuhnya berbagai gletser dengan formasi hampir vertikal yang terjadi di mana gletser dan lapisan es bertemu dengan lautan.

Para peneliti menemukan bahwa ketidakstabilan tidak selalu mengarah pada disintegrasi yang cepat.

Hal tersebut dikatakan oleh Jeremy Bassis, profesor ilmu dan teknik iklim dan ruang angkasa dari University of Michigan.

Baca Juga: Viral Video Matahari Terbit dari Utara di Sulawesi Selatan, Perekam Singgung Hari Kiamat: Ada Peringatan

"Apa yang kami temukan adalah bahwa dalam rentang waktu yang lama, es berperilaku seperti cairan kental, seperti pancake yang menyebar di penggorengan," katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Phys, Senin, 21 Juni 2021.

"Jadi es menyebar dan menipis lebih cepat daripada yang bisa gagal dan ini bisa menstabilkan keruntuhan. Tetapi jika es tidak bisa cukup cepat menipis, saat itulah Anda memiliki kemungkinan runtuhnya gletser kiamat dengan cepat," tambah dirinya.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggabungkan variabel kegagalan es dan aliran es untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Dapat Sebabkan Kiamat Bagi Kehidupan Manusia, Astronom Minta Masyarakat Hentikan Pencarian Kontak dengan Alien

Hasilnya, mereka menemukan bahwa peregangan dan penipisan es, serta penopang dari bongkahan es yang terperangkap, dapat memoderasi efek ketidakstabilan tebing es laut yang disebabkan oleh fraktur.

Temuan baru ini menambah nuansa pada teori sebelumnya yang disebut ketidakstabilan gletser, yang menyatakan bahwa jika gletser mencapai ambang tertentu, ia dapat tiba-tiba hancur.

Hal tersebut dikarenakan dari berat gletser kiamat itu sendiri dalam reaksi berantai dari patahan es.

Baca Juga: Ada yang Kaitkan Pembatalan Haji 2021 dengan Datangnya Hari Kiamat, MUI Beri Balasan

Gletser Thwaites atau gletser kiamat semakin terancam runtuh yang dapat berkontribusi pada kenaikan permukaan laut hampir tiga kaki bila terjadi keruntuhan total.

Pada 74.000 mil persegi, kira-kira seukuran Florida, dan sangat rentan terhadap perubahan iklim dan laut.

Tim peneliti juga menemukan bahwa bongkahan es yang retak dan jatuh dari gletser utama dalam proses yang dikenal sebagai "melahirkan gunung es" sebenarnya dapat mencegah, daripada berkontribusi, keruntuhan bencana.

Baca Juga: Siap Hadapi 'Hari Kiamat', Korea Selatan Siapkan 100.000 Benih dalam 'Bahtera Nuh' Kedua di Dunia

Jika bongkahan es terjebak pada singkapan di dasar laut, mereka dapat memberikan tekanan balik pada gletser untuk membantu menstabilkannya.

Jeremy Bassis mencatat bahwa bahkan jika gletser tidak runtuh secara besar-besaran, gletser tersebut masih bisa memicu keruntuhan beberapa kilometer per tahun.

Hal tersebut sama dengan panjang sekitar 20 lapangan sepak bola dan menghasilkan kontribusi besar terhadap kenaikan permukaan laut di masa depan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Phys

Tags

Terkini

Terpopuler