Alami Krisis Ekonomi Parah, Lebanon Naikkan Harga Roti untuk Kelima Kalinya dalam Setahun

23 Juni 2021, 08:36 WIB
Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Lebanon telah menaikkan harga roti bersubsidi untuk kelima kalinya di tengah krisis ekonomi. /REUTERS/Mohamed Azakir


PR BEKASI - Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Lebanon telah menaikkan harga roti bersubsidi untuk kelima kalinya dalam setahun.

Hal tersebut dikarenakan saat ini Lebanon sedang mengalami krisis ekonomi yang semakin memburuk tanpa ada penyelesaian yang terlihat.

“Kami dengan terpaksa menaikan kembali harga roti sebesar 18 persen dari kenaikan terakhir pada Februari 2021,” kata kementerian pada Selasa, 22 Juni 2021, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Rabu, 23 Juni 2021.

Kenaikan harga roti bersubsidi tersebut dikarenakan berakhirnya subsidi gula oleh bank sentral, yang membuat biaya produksi roti bertambah.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2022, Politisi Lebanon Bagikan Vaksin Covid-19 Secara Gratis untuk Beli Suara Warga

Lebanon sedang bergulat dengan krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam sejarah modernnya, salah satu yang menurut Bank Dunia kemungkinan akan digolongkan sebagai salah satu yang terburuk di dunia dalam 150 tahun terakhir.

Pound Lebanon telah kehilangan 90 persen nilainya sejak kerusuhan melanda negara itu pada 2019.

Awal bulan ini pound memecahkan rekor terendah sebelumnya di 15.500 pound Lebanon atau senilai Rp144.000 terhadap dolar di pasar gelap, sementara nilai tukar resmi tetap 1.507 pound atau senilai Rp14.458 terhadap dolar.

Sebagian besar orang Lebanon telah melihat daya beli mereka berkurang dan tabungan mereka menguap, dan lebih dari separuh penduduk negara kecil itu sekarang hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Tidak Hanya Tembaki Warga Palestina di Gaza, Israel Baru Saja Serang Lebanon dengan Roket

Pemerintah pada Juni tahun lalu menaikkan harga roti pita, makanan pokok di Lebanon, lebih dari 30 persen untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun dan sejak itu telah menaikkan harga tiga kali sebelum Selasa.

Kementerian Ekonomi mengatakan 910 gram roti akan dijual seharga 3.250 pound atau senilai Rp31.000, sementara dahulu dijual seharga 2.750 pound atau senilai Rp26.000 sebelum kenaikan terbaru.

Lebanon sedang mengalami kekurangan bahan bakar dan obat-obatan yang keduanya masih disubsidi oleh negara serta produk vital lainnya.

Pemadaman listrik berlangsung hampir sepanjang hari dan orang-orang mengantri berjam-jam untuk mengisi mobil mereka.

Baca Juga: Tentara Israel Tembak Mati Demonstran Lebanon Pendukung Palestina, Presiden Lebanon Naik Pitam

Penembakan dan perkelahian terjadi di stasiun pengisian bahan bakar, menyebabkan beberapa orang terluka.

Salah satu alasan di balik kekurangan bahan bakar adalah penyelundupan ke negara tetangga, Suriah, yang berjuang dengan kekurangan bahan bakarnya sendiri tetapi harganya hampir lima kali lipat dari Lebanon.

Perwakilan distributor bahan bakar, Fadi Abu Shakra, mengatakan 140 pemilik SPBU menolak menerima bensin pada hari Selasa karena masalah yang mereka hadapi, termasuk ancaman, pemerasan dan pemukulan.

“Mereka tidak dapat melindungi diri mereka sendiri,” katanya, menyerukan pasukan keamanan untuk melindungi pompa bensin, menurut Kantor Berita Nasional yang dikelola pemerintah.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler