Militer Rusia Pantau Kapal 'Penghancur' AS USS Ross yang Masuki Laut Hitam

27 Juni 2021, 09:50 WIB
Kapal perusak AS USS Ross mendapat pantauan khusus dari militer Rusia di Laut Hitam. /Louis Nastro/ REUTERS

PR BEKASI - Pasukan Armada Laut Hitam tengah memantau operasi kapal perusak rudal berpemandu AS USS Ross.

Dilaporkan, kapal perusak rudal berpemandu AS USS Ross tersebut memasuki Laut Hitam pada Sabtu, 26 Juni 2021.

Masuknya kapal perusak rudal berpemandu AS USS Ross ke Laut Hitam disampaikan oleh Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Federasi Rusia.

Baca Juga: Dubes Rusia Peringatkan Kemungkinan Bentrokan Militer dengan Inggris Usai Insiden di Laut Hitam

Mereka juga menyatakan kalau Pasukan Armada Laut Hitam sedang mencermati tindakan dari kapal tersebut.

"Pasukan Armada Laut Hitam mulai mencermati tindakan perusak Angkatan Laut AS Ross, yang memasuki Laut Hitam pada 26 Juni," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari TASS.

Sebelumnya, Armada Keenam Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa kapal perusak AS memasuki Laut Hitam pada hari Sabtu.

Baca Juga: Rusia Dituduh Lakukan Aktivitas Ilegal dan Fitnah, Uni Eropa Siap Buka Dialog

Hal itu dilakukan karena akan mengambil bagian dalam latihan militer multinasional Sea Breeze 2021.

Berdasarkan pernyataan armada, Ross akan bergabung dengan 31 kapal selama latihan angkatan laut.

Rencana itu melibatkan penyatuan angkatan bersenjata dari Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia untuk melakukan berbagai disiplin militer di laut, udara, dan darat.

Baca Juga: WHO Temukan Masalah pada Pabrik Produksi Vaksin Covid-19 Sputnik V di Rusia

Termasuk di dalamnya operasi tempur di darat, melawan kapal dan pertahanan udara, serta pembentukan keterampilan pembersihan senjata.

Lebih lanjut, pada 23 Juni, Kedutaan Besar Rusia di Washington mendesak Amerika Serikat dan sekutunya untuk tidak melakukan operasi militer di Laut Hitam.

Misi diplomatik memperingatkan bahwa manuver ini dapat meningkatkan risiko insiden yang tidak disengaja.

Baca Juga: Kremlin Tegaskan Orang yang Tak Mau Divaksin Covid-19 Tidak Akan Bisa Kerja di Rusia dan Akan Didiskriminasi

Selain itu, manuver tersebut juga dikatakan bisa mendorong adanya sentimen militeristik di Kiev.

Layanan pers Kedutaan Besar Amerika di Ukraina sebelumnya melaporkan bahwa 32 negara akan ambil bagian dalam latihan tersebut.

Direncanakan akan melibatkan 5.000 prajurit, 32 kapal dan 40 pesawat dalam pelatihan itu.

Baca Juga: Jerinx Rajin Berkoar usai Bebas Murni, Warganet Minta Nora Alexandra Ubah HP Sang Suami ke Bahasa Rusia

Selain itu, pada 23 Juni juga Kementerian Pertahanan Rusia umumkan perihal invasi ke perairan teritorial Federasi Rusia.

Invasi tersebut dilakukan oleh kapal perusak Defender di dekat Tanjung Fiolent di Krimea, yang disebut Kementerian Pertahanan sebagai pelanggaran berat.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: TASS

Tags

Terkini

Terpopuler