WHO: Tragis ketika Kasus Kematian Global Covid-19 Sentuh Angka 4 Juta Jiwa Manusia

8 Juli 2021, 14:20 WIB
Pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin, 21 Juni 2021.Pengangkutan jenazah Covid-19 di Jakarta belum menggunakan truk. /Antara Foto/M Risyal Hidayat/

PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa angka global resmi telah melewati 'tonggak tragis' dari 4 juta kematian akibat Covid-19.

WHO juga menambahkan bahwa jumlah korban sebenarnya dari pandemi Covid-19 mungkin lebih tinggi dari itu.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan bahwa tonggak sejarah telah tercapai, yaitu lebih dari 18 bulan sejak wabah Covid-19 muncul di China pada Desember 2019.

Baca Juga: WHO 'Marahi' Negara-negara yang Terburu-buru Cabut Aturan Lockdown, Khawatirkan Kondisi Rumah Sakit

"Dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi ini," kata Tedros, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Daily Sabah pada Kamis, 8 Juli 2021.

"Kami baru saja melewati tonggak tragis dari empat juta kematian Covid-19 yang tercatat," katanya pada konferensi pers di markas WHO di Jenewa.

Dia juga mengatakan bahwa angka kematian tersebut kemungkinan masih jauh lebih banyak jumlahnya dari korban secara keseluruhan.

Baca Juga: WHO Beri Rekomendasi Obat Roche dan Sanofi untuk Kurangi Risiko Kematian Covid-19

Sementara itu, direktur jenderal badan kesehatan PBB juga mengatakan bahwa beberapa negara dengan cakupan vaksinasi tinggi sekarang terlihat santai seolah-olah pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Namun, Tedros juga mengatakan bahwa sudah terlalu banyak negara di seluruh dunia yang mengalami lonjakan tajam dalam kasus Covid-19 dan rawat inap.

Karena dampak dari varian baru virus Delta yang bergerak cepat dan 'ketidaksetaraan yang mengejutkan' dalam akses global kepada vaksinasi.

Baca Juga: WHO Temukan Masalah pada Pabrik Produksi Vaksin Covid-19 Sputnik V di Rusia

Hal ini menyebabkan kekurangan oksigen akut, perawatan, dan mendorong gelombang kematian di beberapa bagian Afrika, Asia dan Amerika Latin.

"Nasionalisme vaksin, di mana segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan," ujar Tedros.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa pada tahap pandemi Covid-19, terdapat fakta bahwa jutaan petugas kesehatan dan perawatan masih belum divaksinasi adalah hal yang menjijikkan.

Baca Juga: WHO Peringatkan Gelombang Varian Delta Akan Sapu Benua Eropa

Tedros mengatakan bahwa varian saat ini telah melampaui vaksin karena distribusi dosis yang tersedia tidak merata.

"Dari sudut pandang moral, epidemiologis atau ekonomi, sekaranglah saatnya bagi dunia untuk bersama-sama mengatasi pandemi ini secara kolektif," ujarnya.

Menurutnya, hal ini juga akan menjadi ancaman untuk pemulihan ekonomi global dari krisis Covid-19.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler