WHO Sebut Covid-19 Varian Delta Dapat Jadi Dominan dalam Beberapa Bulan Kedepan

22 Juli 2021, 12:14 WIB
Pekerja sedang beristirahat setelah menguburkan korban virus corona di Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia. /ANTARA/Raisan Al Farisi


PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian Delta Covid-19 yang sangat menular diperkirakan akan menjadi jenis virus yang dominan selama beberapa bulan mendatang.

Varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, kini tercatat di 124 wilayah di dunia dan 13 lebih banyak dari pekan lalu.

WHO juga menambahkan bahwa hal itu sudah menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen yang diurutkan di banyak negara besar.

"Diharapkan itu akan dengan cepat bersaing dengan varian lain dan menjadi garis keturunan dominan yang beredar selama beberapa bulan mendatang," kata badan kesehatan PBB dalam pembaruan epidemiologi mingguannya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari CNA, Kamis, 22 Juli 2021.

Baca Juga: WHO Kembali Usulkan Misi Penyelidikan Asal Usul Covid-19 dan Audit Laboratorium ke China

Dari tiga varian kekhawatiran Covid-19 lainnya adalah Alpha, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, telah dilaporkan di 180 wilayah dan naik enam dari minggu lalu.

Kemudian varian Beta, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, telah dilaporkan di 130 wilayah dan naik tujuh dari minggu lalu.

Terakhir varian Gamma, yang pertama kali terdeteksi di Brasil, telah dilaporkan di 78 wilayah dan naik tiga dari minggu lalu.

Menurut urutan SARS-CoV-2 yang diajukan ke inisiatif sains global GISAID selama empat minggu hingga 20 Juli 2021, prevalensi Delta melebihi 75 persen di beberapa negara.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Berbayar di Indonesia Disorot WHO, Singgung soal Etika Pandemi

Negara tersebut termasuk Australia, Bangladesh, Botswana, Inggris, Cina, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan.

“Bukti yang berkembang mendukung peningkatan transmisibilitas varian Delta dibandingkan dengan non-VOC. Namun, mekanisme yang tepat untuk peningkatan transmisibilitas masih belum jelas,” kata WHO.

WHO mengatakan bahwa secara keseluruhan 3,4 juta kasus Covid-19 baru dilaporkan dalam seminggu hingga 18 Juli 2021, naik 12 persen pada minggu sebelumnya.

"Pada tingkat ini, diharapkan jumlah kumulatif kasus Covid-19 yang dilaporkan secara global dapat melebihi 200 juta dalam tiga minggu kedepan," ujar WHO.

Baca Juga: WHO Bereaksi Soal Kabar Thailand Akan Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

WHO juga mengatakan bahwa peningkatan global dalam penularan tampaknya didorong oleh empat faktor.

Di antaranya yaitu varian yang lebih menular; relaksasi langkah-langkah kesehatan masyarakat; peningkatan pencampuran sosial dan sejumlah besar orang yang tidak divaksinasi.

Selain itu, kasus infeksi Covid-19 naik 30 persen di wilayah Pasifik Barat WHO dan 21 persen di wilayah Eropa.

Jumlah kasus baru tertinggi dilaporkan dari Indonesia sekitar 350.273 kasus baru dan naik menjadi 44 persen, Inggris sekitar 296.447 kasus barudan naik menjadi 41 persen, serta Brasil sekitar 287.610 kasus baru dan turun menjadi 14 persen.

Sementara jumlah kematian mingguan, tetap stabil sekitar 57.000, mirip dengan minggu sebelumnya dan mengikuti penurunan yang stabil selama lebih dari dua bulan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler