Gunung Fuji Kembali Dibuka Bagi Para Pendaki Usai Ditutup Selama Setahun karena Pandemi Covid-19

26 Juli 2021, 12:40 WIB
Gunung Fuji yang menjadi gunung ikonik di Jepang kembali dibuka dari bulan Juli hingga September 2021. /dok net/ /

PR BEKASI – Gunung Fuji, merupakan salah satu gunung yang ikonik yang ada di Negeri Matahari Terbit, Jepang. Gunung Berapi Kerucut ini pun memiliki ketinggian 3.776 meter diatas permukaan laut (mdpl) atau 12.389 kaki.

Gunung Fuji pun selama setahun terakhir ikut ditutup karena faktor pandemi Covid-19 yang hingga kini belum usai.

Akan tetapi, kabar baik berhembus bagi para pelancong dan juga pendaki terkait dibukanya kembali Gunung Fuji tersebut.

Baca Juga: 100 Lebih Gunung Berapi Aktif Ditemukan di Bawah Lapisan Es Antartika, Peneliti Sebut Bisa Sebabkan Kiamat

Dengan demikian, para pendaki pun dapat berbondong-bondong untuk kembali menyaksikan matahari terbit yang spektakuler di atas awan.

Lereng simetris gunung berapi aktif tersebut diketahui ditutup untuk umum pada musim panas yang lalu karena pandemi, dan baru dibuka kembali pada bulan ini.

Terbaru, terdapat lebih dari 100 orang berkumpul di puncak gunung suci yang tertutup es dan salju berbahaya tersebut hampir sepanjang tahun.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Gunung Putri Hari Ini Kamis, 22 Juli 2021: Warga Cileungsi Tak Bisa Rasakan Listrik

“Fuji selalu dihormati. Itu gunung yang dijadikan objek pemujaan,” kata Takeo Tokunari, pendaki 34 tahun, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al-Arabiya.

“Meskipun saya tidak terlalu religius, saya merasa dimurnikan dengan datang ke sini, entah bagaimana itu bisa terjadi,” sambungnya.

Diketahui bersama, Fuji-san, seperti yang dikenal dalam bahasa Jepang, merupakan simbol klasik dari negara yang saat ini menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo yang sempat ditunda setahun karena pandemi.

Baca Juga: Pekerja Medis dan Warga Jepang Gelar Aksi Protes, Khawatir Lonjakan Covid-19 Akibat Olimpiade Tokyo 2020

Beragam acara outdoor pun semakin digalakkan kembali di gunung tersebut. Sebut saja acara bersepeda yang berlangsung di dalam dan di sekitar lerengnya.

Gunung dengan ketinggian 3.776 mdpl tersebut berjarak sekitar dua jam dari pusat kota Tokyo dengan kereta api.

Akan tetapi, dari kejauhan pun Gunung Fuji sudah bisa dilihat dari jarak bermil-mil, dan telah diabadikan dalam karya seni Jepang yang tak terhitung jumlahnya.

Baca Juga: Jepang Laporkan 4.943 Kasus Infeksi Covid-19 termasuk 2 Atlet Olimpiade Tokyo

Tepat setelah pukul 4:30 dini hari, para pendaki bisa menikmati pemandangan matahari terbit yang luar bisa setelah pendakian malam yang panjang dan istirahat sejenak di lereng gunung.

Pendaki yang berhasil mencapai puncak dapat menyaksikannya menembus awan di balik gerbang "torii" tradisional di lereng gunung.

Gunung Fuji pun tetap memiliki kesan tersendiri bagi setiap pendaki  yang mengunjungi gunung tersebut.

Baca Juga: Jepang Laporkan 4.943 Kasus Infeksi Covid-19 termasuk 2 Atlet Olimpiade Tokyo

“Saya sudah pernah mendaki gunung lain, tapi Gunung Fuji itu istimewa,” ujar Haruka Fujimori, pramugari berusia 23 tahun.

"Ini adalah gunung berapi yang tidak terhubung ke pegunungan lain, berdiri sendiri dengan anggun di lanskap, menurut saya itu indah,” sambungnya.

Akan tetapi, dibalik keindahan yang disajikan gunung tersebut, ada bahaya yang juga menghantui para pendaki ketika lengah.

Baca Juga: Khawatir Lonjakan Covid-19, Perusahaan Jepang Banyak yang Tarik Diri dari Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo

Diketahui bahwa jalur pendakian dari stasiun kelima di lerengnya hingga puncak hanya dibuka dari awal Juli hingga September saja.

Hal tersebut dikarenakan pada sisa tahun gunung ini dianggap terlalu berbahaya untuk didaki dan pondok-pondok serta toilet di rute pendakian ditutup.

Sebelumnya, pada Oktober 2019 silam, seorang pria meninggal setelah jatuh dari gunung saat melakukan streaming langsung.

Baca Juga: Mantan PM Jepang Abe Dilaporkan Tak Akan Hadir pada Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Fuji sendiri terakhir meletus pada tahun 1707, dan belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan dalam beberapa dekade terakhir.

Akan tetapi, para ahli mengatakan letusan dapat menghujani Tokyo dengan abu dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Al Arabiya

Tags

Terkini

Terpopuler