PR BEKASI - Seorang ayah di Paris membuat kerangka luar 'Robot Berdiri' untuk membantu putranya berjalan dengan kursi roda.
Oscar Constanza yang berusia 16 tahun, memberikan perintah kepada kerangka luar robot tersebut untuk berjalan.
Perlahan tapi pasti sebuah bingkai besar yang diikatkan ke tubuhnya dapat mengangkat tubuhnya dan berjalan.
Kerangka luar robot tersebut diikatkan ke bahu, dada, pinggang, lutut, dan kakinya.
Oscar yang memiliki kondisi neurologis genetik, di mana sarafnya tidak mengirim sinyal yang cukup ke kakinya untuk berjalan dan berbalik.
"Sebelumnya, saya membutuhkan seseorang untuk membantu saya berjalan. Ini membuat saya merasa mandiri," kata Oscar, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada 28 Juli 2021.
Seperti yang dilihat ayahnya yang bernama Jean-Louis Constanza merupakan salah satu pendiri perusahaan yang membuat exoskeleton.
"Suatu hari Oscar berkata kepada saya: 'ayah, Anda seorang insinyur robot, mengapa Anda tidak membuat robot yang memungkinkan kita berjalan?,'" kata Jean.
Baca Juga: Tegaskan Belum Ada Perdamaian Antara Desiree dan Hotma Sitompul, Hotman Paris: Good Bye Forever
"Sepuluh tahun dari sekarang, tidak akan ada, atau jauh lebih sedikit, kursi roda," katanya.
Perusahaan lain di seluruh dunia yang juga memproduksi eksoskeleton, bersaing untuk membuatnya seringan mungkin dan dapat digunakan sebaik mungkin.
Beberapa berfokus pada membantu orang cacat berjalan yang lain pada serangkaian aplikasi.
Kerangka luar Wandercraft, yaitu kerangka luar yang menopang tetapi juga mensimulasikan gerakan tubuh.
Juan mengatakan bahwa kerangka robot tersebut telah dijual ke puluhan rumah sakit di Prancis, Luksemburg, dan Amerika Serikat, dengan harga sekitar 150.000 euro atau sekitar Rp2 miliar per buah.
Namun, kerangka robot itu belum dapat dibeli oleh individu pribadi untuk penggunaan sehari-hari, karena tahap selanjutnya yang sedang dikerjakan perusahaan.
"Kerangka pribadi harus jauh lebih ringan," kata insinyur Wandercraft.
Sementara di luar Paris, Kevin Piette yang berusia 33 tahun, pria yang kehilangan kemampuan berjalan dalam kecelakaan sepeda 10 tahun lalu, mencobanya dengan berjalan di sekitar flatnya sambil memegang remote control di tangannya.
"Pada akhirnya itu sangat mirip, alih-alih memiliki informasi dari otak ke kaki, itu pergi dari remote control ke kaki," katanya.***