Astronom Deteksi Adanya Cahaya di Balik Lubang Hitam dari Pusat Galaksi dengan Jarak 800 Juta Tahun Cahaya

12 Agustus 2021, 09:48 WIB
Render artistik menunjukkan piringan akresi dan korona terang yang mengelilingi lubang hitam supermasif. /UPI/Dan Wilkins

 

PR BEKASI - Para astronom untuk pertama kalinya mendeteksi adanya cahaya dari balik lubang hitam.

Di mana seharusnya bentuk Gas, debu, dan cahaya yang terhisap ke dalam lubang hitam akan hilang selamanya, jadi tidak mungkin bisa ada cahaya dari balik lubang hitam.

Namun, itulah yang dilihat para astronom saat mengamati lubang hitam supermasif di pusat galaksi yang berjarak 800 juta tahun cahaya.

Saat mempelajari serangkaian suar sinar-X yang dipancarkan oleh lubang hitam, astrofisikawan Universitas Stanford, Dan Wilkins memperhatikan pola sinar-X unik yang tertinggal tepat di belakang ledakan awal.

Baca Juga: Badan Antariksa Eropa Laporkan Bongkahan Gunung Es Seluas Pulau Madura Hanyut ke Laut

Suar yang tertunda ini, lebih kecil dan menampilkan tanda spektral yang sedikit berbeda, yaitu tanda yang menunjukkan bahwa suar itu berasal dari balik lubang hitam, seperti yang dijelaskan oleh jurnal Nature.

"Setiap cahaya yang masuk ke lubang hitam itu tidak keluar, jadi kita seharusnya tidak dapat melihat apa pun yang ada di balik lubang hitam itu," kata Wilkins selaku penulis utama studi tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI pada Kamis, 12 Juli 2021.

"Alasan kita dapat melihatnya adalah karena lubang hitam itu membengkokkan ruang, membelokkan cahaya, dan memutar medan magnet di sekitarnya," kata Dan Wilkins.

Wilkins merupakan seorang ilmuwan peneliti di Institut Kavli untuk Astrofisika dan Kosmologi Partikel Stanford dan Laboratorium Akselerator Nasional SLAC.

Baca Juga: Roket China Telah Tejatuh di Sekitar Maladewa, NASA: China Gagal Penuhi Standar Negara Antariksa

Kemampuan untuk melihat cahaya dari balik lubang hitam telah diprediksi oleh teori relativitas umum Einstein, tetapi hingga saat ini, para astronom belum secara langsung mengamati fenomena tersebut.

"Lima puluh tahun yang lalu, ketika astrofisikawan mulai berspekulasi tentang bagaimana medan magnet mungkin berperilaku dekat dengan lubang hitam, mereka tidak tahu bahwa suatu hari kita mungkin memiliki teknik untuk mengamati ini secara langsung dan melihat teori relativitas umum Einstein beraksi," kata Roger Blandford selaku studi rekan penulis dan profesor humaniora dan sains di Stanford.

Wilkins yang pertama kali melihat emisi sinar-X yang tidak biasa saat mempelajari korona lubang hitam.

Ketika gas dan debu ditarik ke dalam piringan akresi yang mengelilingi lubang hitam, material tersebut memadat dan membentuk apa yang disebut korona, yang menghasilkan cahaya sinar-X yang sangat terang.

Baca Juga: Badan Antariksa China Klaim Temukan Kehidupan Alien di Luar Bumi, Masyarakat Mulai Curiga

Para ilmuwan memperkirakan bahwa korona terdiri dari plasma, yang terbentuk ketika elektron terpisah dari atom gas bertekanan tinggi.

Menurut teori, plasma yang berputar memicu medan magnet akan kacau yang mirip dengan korona matahari kita.

"Medan magnet ini terikat dan kemudian mendekati lubang hitam memanaskan segala sesuatu di sekitarnya dan menghasilkan elektron energi tinggi yang kemudian menghasilkan sinar-X," kata Wilkins.

Pada set kedua suar yang lebih kecil yang ditemukan oleh Wilkins, terlihat unik dari suar yang lebih terang yang dipancarkan langsung dari korona lubang hitam.

Sementara karakteristik spektral mereka menunjukkan bahwa mereka berasal dari bagian belakang piringan akresi lubang hitam.

"Saya telah membangun prediksi teoritis tentang bagaimana gema ini muncul bagi kita selama beberapa tahun," ujar Wilkins.

Wilkins juga menambahkan bahwa sudah melihat suar dalam teori yang telah saya kembangkan, jadi begitu dia melihatnya dalam pengamatan teleskop, dia bisa mengetahui hubungannya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: UPI

Tags

Terkini

Terpopuler