Stephen Hawking Prediksi Bumi Hancur Tahun 2600, NASA Temukan Tanda-tanda Mars Layak Huni

- 30 Juli 2021, 07:00 WIB
Stephen Hawking memprediksi bumi akan hancur pada 2600. NASA temukan adanya tanda-tanda planet Mars layak huni.
Stephen Hawking memprediksi bumi akan hancur pada 2600. NASA temukan adanya tanda-tanda planet Mars layak huni. /Kolase foto YouTube/Sains Populer dan Pixabay

PR BEKASI - Gagasan orang-orang Barat tentang adanya kehidupan di luar Bumi dan hasrat ingin ekspansi ke planet lain bukan jadi hal yang aneh lagi.

Fisikawan kondang Stephen Hawking pernah menyumbangkan ide tentang ekspansi ke planet lain pada tahun 2017 lalu.

Stephen Hawking mengatakan, populasi manusia di Bumi akan meningkat pesat sehingga konsumsi listrik berlebihan membuat Bumi menjadi sangat panas.

Baca Juga: Asteroid Sebesar Stadion Sedang Meluncur ke Arah Bumi Besok, NASA: Apa pun yang Dilaluinya Hancur

Pada tahun 2600, Stephen Hawking memprediksi bahwa Bumi dapat berubah menjadi bola panas yang memanggang isinya.

Prediksi tersebut disampaikan Stephen Hawking dalam konferensi pers festival seni dan sains Starmus di London.

"Saya sangat percaya kita harus mulai mencari planet alternatif yang mungkin bisa dihuni," kata Stephen Hawking.

Baca Juga: Bukan Mars, Ilmuwan Ungkap Enceladus dan Europa Lebih Berpotensi Dukung Kehidupan di Luar Bumi

Terkait planet alternatif tersebut, NASA dilaporkan berhasil menemukan tanda-tanda adanya kehidupan di Mars.

Menurut informasi terbaru dari rover Curiosity milik NASA, sumber misterius metana atau gas yang biasa dihasilkan oleh mikroba berhasil dideteksi di Mars.

Rover Curiosity milik NASA ini terhitung telah mendeteksi enam kali adanya metana di kawah Gale, Mars semenjak mendarat pertama kali pada November 2011 hingga Agustus 2012.

Baca Juga: Ahli Sebut Badai Matahari Akan Hantam Bumi Hari Ini, Jaringan Listrik dan Komunikasi Diprediksi Terganggu

"Curiosity mendeteksi gumpalan metana melalui instrumen yang disebut Tunable Laser Spectrometer. Mampu mendeteksi jumlah jejak gas kurang dari setengah bagian per miliar (ppb)," bunyi petikan laporan tersebut, seperti dilihat Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Science Alert pada Jumat, 30 Juli 2021.

Untuk menghitung sumber metana yang tidak diketahui ini, para peneliti di Institut Teknologi California memodelkan partikel gas metana dengan membaginya menjadi paket-paket terpisah.

Dengan mempertimbangkan kecepatan dan arah angin pada saat deteksi mereka, tim melacak paket metana dari waktu ke waktu ke titik emisi yang memungkinkan.

Baca Juga: China Catat Sejarah Baru, Misi Tianwen-1 Siap Jelajahi Planet Mars

Hitungan tersebut dapat membantu para peneliti untuk menentukan sumber tempat deteksi adanya metana di Mars.

Temuan metana di Mars ini dapat menjadi titik awal untuk memulai penelitian adanya kehidupan di planet merah tersebut.

Walaupun sumber metana di Mars ini bukan berasal dari mikroba, temuan metana ini juga dapat mendukung kehidupan di Mars.

Baca Juga: Tak Hanya Terjadi di Bumi, NASA Catat Ada Dua Gempa Kuat yang Guncang Planet Mars

Pasalnya, metana bisa diproduksi dari proses non-biologis yang menunjukkan aktivitas geologis terkait erat dengan keberadaan air.

Sejumlah ilmuwan meyakini bahwa sumber utama pendukung adanya kehidupan di luar Bumi adalah keberadaan air.

Menurut laporan, temuan deteksi metana di Mars ini masih sedang dilanjutkan penelitiannya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x