PR BEKASI – Keberhasilan Taliban dalam merebut Kabul dari pasukan pemerintah Afghanistan telah membuat para diplomat asing di negara tersebut diserang kepanikan luar biasa.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kabul mengatakan, dalam peringatan keamanan bahwa situasi keamanan di ibu kota Afghanistan berubah dengan cepat, termasuk di bandara ketika terdapat adanya laporan tembakan.
“Ada laporan bandara terbakar, oleh karena itu, kami menginstruksikan warga AS untuk berlindung di tempat,” menurut pernyataan Kedutaan Besar AS, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Senin, 16 Agustus 2021.
Sementara itu, pemerintah Nepal telah menyerukan untuk melakukan evakuasi pada sekitar 1.500 warga Nepal yang bekerja sebagai staf keamanan di kedutaan besar dan kelompok bantuan internasional di Afghanistan.
Tak hanya itu, pemerintah Nepal juga dilaporkan telah membentuk panel untuk menentukan jumlah pasti orang Nepal yang bekerja di Kabul dan di tempat lain di Afghanistan.
"Kami telah secara resmi menulis surat kepada kedutaan yang meminta mereka untuk evakuasi. Pemerintah juga akan mengatur evakuasi mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Nepal Sewa Lamsal.
Baca Juga: Musni Umar Dituduh Dukung Taliban, Netizen: Ayo Angkat Koper, Kamu Cocok Tinggal di Afghanistan
Negara lain yang juga berencana mengevakuasi warga negaranya dari Afghanistan adalah Uni Emirat Arab (UEA).
Selain mengevakuasi warganya sendiri, UEA juga sedang berupaya memfasilitasi evakuasi staf diplomatik asing negara lain dari Afghanistan melalui bandara di negara Teluk Arab.
“Kami akan membantu negara lain dalam mengevakuasi warganya dari Afghanistan. Negara-negara tersebut diantaranya AS, Prancis, Inggris, Jerman, Kanada, Mesir, Australia, dan Uni Eropa,” kata laporan Kementerian Luar Negeri UEA.
Sementara itu, Prancis telah memindahkan kedutaan besarnya ke dekat Bandara Kabul untuk lebih mudah melakukan evakuasi bilamana sesuatu yang buruk terjadi.
“Kedutaan besar akan tetap beroperasi untuk evakuasi semua warga negara Prancis yang mungkin masih berada di negara itu,” kata Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian.
Terakhir, ada Spanyol yang juga berencana untuk mengevakuasi warganya untuk segera meninggalkan Afghanistan secara cepat.
Sebelumnya, Taliban telah menduduki istana presiden Afghanistan setelah berhasil merebut ibu kota Kabul pada malam tadi.
Kejadian tersebut diketahui terjadi hanya beberapa jam setelah presiden Afghanistan, Ashraf Ghani yang didukung oleh negara barat meninggalkan Afghanistan untuk menyelamatkan diri.
Kepergian Ashraf Ghani dari negara itu telah membuat banyak orang di negara itu merasa marah dan bingung.
Dengan jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, maka bukan tidak mungkin, bentuk negara Afghanistan akan berubah dari republik menjadi khilafah.***