PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Afrika Barat sedang menghadapi wabah baru demam berdarah virus Marburg dan Ebola.
WHO juga mengatakan bahwa kedua virus tersebut bisa mempertaruhkan tekanan besar pada sistem kesehatan.
"Wabah baru menunjukkan banyak tantangan yang dihadapi pemerintah secara paralel dengan pandemi Covid-19," kata Matshidiso Moeti selaku Direktur Regional WHO untuk Afrika, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 21 Agustus 2021.
"Kami sangat prihatin dengan Afrika Barat," kata Moeti.
Baca Juga: Kenali 9 Gejala Virus Marburg, Penyakit Mematikan yang Muncul di Afrika
"Melawan banyak wabah adalah tantangan yang kompleks," katanya.
Sementara di Pantai Gading sudah mulai memvaksinasi petugas kesehatan terhadap virus Ebola di ibukota komersial Abidjan.
Sebelumnya Afrika juga sudah mengumumkan kasus pertama virus Ebola sejak 1994.
Pihak berwenang mengatakan bahwa itu adalah kasus terisolasi dari seorang gadis berusia 18 tahun yang melakukan perjalanan dari negara tetangga Guinea.
Selain itu pekan lalu, otoritas kesehatan di Guinea mengkonfirmasi satu kematian akibat Marburg yang mirip dengan Ebola.
Baca Juga: Virus Marburg Merebak di Afrika Selatan, Lebih Mematikan dari Covid-19 dan Ebola?
"Afrika menghadapi lebih banyak wabah penyakit menular setiap tahun daripada wilayah lain," kata Moeti.
"Sistem kesehatan di Afrika Barat khususnya lebih lemah daripada di bagian lain benua," tambahnya.
Meskipun WHO tidak memberikan angka spesifik mengenai tingkat staf atau tingkat hunian tempat tidur rumah sakit di seluruh wilayah.
Sementara itu, data WHO menunjukkan bahwa Afrika Barat dalam sebulan terakhir mencatat jumlah kematian Covid-19 tertinggi sejak pandemi dimulai.
Baca Juga: Baru Terlepas dari Wabah Ebola, Guinea Dilanda Wabah Virus Baru Mematikan Selain Covid-19
Serta kasus Covid-19 melonjak di Pantai Gading, Guinea, dan Nigeria, yang ketiganya baru-baru ini dilaporkan.
Secara terpisah, Pantai Gading telah mengidentifikasi wabah flu burung H5N1 yang sangat patogen di dekat ibukota komersial Abidjan dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengekang penyebarannya.
"Menghadapi tiga wabah sekaligus, untuk sistem kesehatan apa pun, ini adalah situasi yang sangat sulit," Mamadou Samba selaku Direktur Jenderal Kesehatan Pantai Gading.
Samba tidak menjawab secara langsung pertanyaan tentang berapa banyak yang naik bus dengan gadis yang melakukan perjalanan ke Pantai Gading dari negara tetangga Guinea telah diidentifikasi tersebut.***