Kekeh Tarik Pasukan AS dari Afghanistan, Joe Biden Disebut Beri Sinyal Fatal soal Kebangkitan China

29 Agustus 2021, 07:22 WIB
Keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan militernya di Afghanistan justru dinilai dapat mengirim sinyal "berpotensi fatal" pada sekutu yang khawatir akan kebangkitan China. /Reuters

PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menuai kecaman atas keputusannya untuk menarik seluruh pasukan militer AS dari Afghanistan.

Keputusan Joe Biden ini menyusul langkah yang pernah diambil Presiden AS terdahulu, Donald Trump.

Akibat penarikan pasukan militer AS, kelompok militan Taliban saat ini berhasil mengambil alih sebagian besar wilayah Afghanistan, termasuk Ibu Kota Kabul.

Baca Juga: China Dituduh Halangi AS Selidiki Asal-usul Covid-19, Joe Biden Murka: Dunia Layak Mendapatkan Jawaban

Belum lama ini, seorang presenter GB News, Alastair Stewart memperingatkan Joe Biden mengenai risiko yang bisa ditimbulkan dari keputusannya tersebut.

Menurut Stewart, Joe Biden dapat merusak kebijakan luar negeri AS.

Hal itu dapat mengirimkan sinyal yang berpotensi fatal kepada sekutunya karena khawatir akan kebangkitan China.

Baca Juga: Anggota DPR Amerika Klaim Taliban Kuasai Perangkat Biometrik Tentara Sekutu, Desak Joe Biden Mundur

"Di balik gambar-gambar yang sensasional ini, beberapa kebenaran yang mendalam mulai munucl," katanya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Express pada Minggu, 26 Agustus 2021.

"Seperti yang dikatakan China kepada Taiwan, 'takutlah - ketika konflik datang, Amerika tidak akan melakukannya," lanjutnya.

"Biden menciptakan NATO, atau bagian penting darinya, terlihat impoten," ujar Stewart.

Baca Juga: 13 Tentara AS Tewas dalam Serangan Bom di Afganistan, Joe Biden Siap Balas Dendam Pada ISIS

Oleh karena itu, Stewart menyarankan AS untuk menjalin hubungan khusus dengan Inggris.

Pasalnya, Joe Biden mengabaikan upaya Perdana Menteri Boris Johnson terkait perpanjangan tenggat waktu evakuasi di Afghanistan.

"Dan dalam 48 jam terakhir, musuh Taliban Afghanistan, ISIS-K, menyerang di bandara. Amerika pagi ini mengatakan telah menjatuhkan seorang pemimpin dari puncak tetapi para pejuang tetap ada," tutur dia.

Baca Juga: Partai Republik Sebut Tangan Joe Biden Berlumuran Darah Usai Serangan Bom Bunuh Diri di Afghanistan

“Perang saudara terjadi di Afghanistan, AS melihat ke arah lain. Kami memiliki dunia yang lebih tidak stabil dari sebelumnya," lanjutnya.

"Sekutu saling curiga, demokrasi besar tidak berdaya sebelum seorang Presiden AS bertekad untuk mengutamakan negaranya," ujarnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Express

Tags

Terkini

Terpopuler