Taliban Timpa Mural dengan Slogan Kemenangan, Seniman Afghanistan: Mereka Bungkam Suara Rakyat

9 September 2021, 06:10 WIB
Taliban timpa mural di sudut kota Kabul, Afghanistan dengan slogan kemenangan. /The Guardian

 

 

PR BEKASI - Sejumlah anggota Taliban dilaporkan sedang menimpa lukisan dinding atau mural di sudut kota Kabul, Afghanistan.

Lukisan dinding atau mural tersebut ditimpa oleh Taliban dengan slogan kemenangan Taliban.

Menurut keterangan informasi yang diperoleh, salah satu slogan tersebut memuat kalimat "Taliban Pembela Sejati".

Sebagaimana diketahui, Taliban kini menguasai Afghanistan usai mengambil alih pemerintahan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Olahraga dan Jadi Atlet: Tidak Pantas dan Tidak Perlu

Mural di sudut kota Kabul yang dihapus adalah lukisan Tetsu Nakamura, seorang dokter Jepang yang terbunuh di Afghanistan pada tahun 2019.

Selanjutnya, mural pembunuhan George Flyod di AS, penenggelaman pengungsi Afghanistan di Iran, Az Zhalmay Khalilzad dan pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar yang tengah berjabat tangan, dan lain-lain.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Kamis, 9 September 2021, sejumlah mural di Kabul dilukis oleh komunitas seni Artlords.

Menurut salah satu seniman Afghanistan, Omaid Sharifi, mural di sudut kota Kabul ini mewakili suara rakyat Afghanistan.

Baca Juga: Lari dari Taliban, Orang Yahudi Terakhir Tinggalkan Afghanistan Lantaran Khawatir Dibunuh

"Mural-mural ini bukan hanya milik Artlords, tetapi juga milik rakyat Afghanistan," tuturnya.

Omaid Sharifi mengatakan, mural-mural tersebut adalah karya kreatif yang memuat kritik dan masalah sosial di Afghanistan.

"Ini tentang keinginan, tuntutan, dan permintaan rakyat Afghanistan. Itu suara mereka di dinding. Mural-mural ini menentang korupsi dan mendorong transparansi," ujarnya.

Sharifi menegaskan, penimpaan mural tersebut adalah bentuk pembungkaman yang dilakukan Taliban terhadap suara rakyat.

Baca Juga: Tak Ada Perempuan, Taliban Beberkan Struktur Pemerintahan Afghanistan yang Baru

"Tujuan kami melukis mural adalah untuk mengkampanyekan pemikiran kritis dan menekan pemerintah untuk menekan pemerintah menerima tuntutan rakyat. Mereka seolah-olah membungkan suara rakyat," ucapnya.

Oleh karena itu, Sharifi mengaku kecewa dan sakit hati oleh agenda penimpaan dan penghapusan mural tersebut.

"Setiap kali saya melihat salah satu dari mereka ditimpa, saya merasa seperti bagian dari diri saya juga dihancurkan," katanya.

Pada penutupnya, Sharifi menegaskan bahwa Taliban tidak mengerti hakikat seni.

"Tidak ada kosakata tentang seni dalam kamus Taliban. Mereka bahkan tidak bisa memahaminya," ucapnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler