Australia Terancam Jadi Sasaran Perang Nuklir China, Imbas Bentuk Aliansi Militer dengan Inggris dan AS

20 September 2021, 17:01 WIB
Australia terancam menjadi sasaran perang nuklir China setelah Australia membentuk aliansi militer dengan Inggris dan AS. /REUTERS/Tom Brenner

PR BEKASI – China terancam melancarkan perang nuklir terhadap Australia setelah membentuk aliansi AUKUS dengan Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Awal pekan ini koalisi militer baru diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggir Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit, para ahli secara luas menganggap ini sebagai langkah untuk menahan China yang semakin agresif.

Baca Juga: AS, Inggris dan Australia Bentuk Aliansi Bikin Kapal Selam Nuklir Lawan China, Perang Dunia 3 Makin Dekat?

Inggris, Amerika, dan Australia akan berbagi penelitian lanjutan termasuk drone bawah air dan kecerdasan buatan.

Tak hanya itu, Inggris dan AS juga akan membantu Australia membangun armada kapal selam bertenaga nuklir.

Ini memicu kemarahan dari Global Times, sebuah surat kabar yang dikendalikan oleh Partai Komunis China yang berkuasa di China.

Baca Juga: Australia Jalin Aliansi dengan Amerika dan Inggris Buat Kapal Selam Nuklir, Ancam Indonesia?

Menurut The Independent, itu memperingatkan perjanjian itu bisa membuat Australia menjadi target perang nuklir China.

Berbicara kepada Global Times, sumber militer China mengklaim kapal selam Australia yang baru dapat ditingkatkan untuk membawa senjata nuklir, membuat Australia menjadi ancaman.

“Akan mudah bagi AS dan Inggris untuk menyebarkan senjata nuklir dan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam di kapal selam Australia,” kata mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Senin, 20 September 2021.

Baca Juga: Hari Ini, Aliansi Buruh Akan Ajukan Uji Materi ke Mahkamah Konstitusi

Australia, Inggris, dan AS semua bersikeras bahwa sementara kapal selam akan bertenaga nuklir, mereka tidak akan bersenjata nuklir.

Namun, saat ini tidak ada negara bersenjata non-nuklir di dunia yang memelihara armada kapal selam nuklir, meskipun Brasil memiliki rencana untuk melakukannya.

"Pasukan Australia juga kemungkinan besar menjadi angkatan pertama tentara barat yang menyia-nyiakan hidup mereka di Laut Natuna Utara," tambah laporan Global Times.

Baca Juga: China: Kami Siap Rebut Kembali Taiwan Dengan Cara Apapun, Termasuk Lewat Perang

China terkunci dalam sengketa Laut Natuna Utara, yang sebagian besar diklaim sebagai wilayah kedaulatannya.

Ini tumpang tindih dengan klaim saingan dari sejumlah tetangganya, termasuk Filipina, Vietnam, dan Taiwan.

Kekuatan Barat menolak untuk menerima klaim kedaulatan China, dan secara teratur mengirim kapal perang untuk patroli “kebebasan navigasi” melalui wilayah tersebut.

Baca Juga: Media Asing Soroti Kapal China Masuk ke Perairan Laut Natuna, TNI AL Pastikan Tak Ada Toleransi Pelanggaran

Setelah Inggris dan AS berkomitmen untuk membantu Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir, Australia membatalkan kontrak Prancis yang menguntungkan untuk kapal selam diesel.

Hal ini telah memicu kemarahan Prancis yang telah menarik duta besarnya dari AS dan Australia.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Yves Le Drian mengklaim negaranya telah mengalami tikaman dari belakang.

“Itu benar-benar menusuk dari belakang. Kami membangun hubungan kepercayaan dengan Australia, dan kepercayaan ini dikhianati. Ini tidak dilakukan antar sekutu,” katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler