Kemiskinan Meningkat Akibat Pandemi, 25 Persen Keluarga Israel Alami Kerawanan Pangan

23 September 2021, 13:25 WIB
Hampir 25 persen keluarga Israel alami kerawanan pangan akibat kemiskinan yang meningkat akibat pandemi virus Covid-19. /Jewish News Syndicate. /

PR BEKASI – Sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan oleh LSM anti-kemiskinan terbesar Israel menunjukkan hampir 25 persen keluarga Israel dengan anak-anak mengalami kerawanan pangan.

Laporan tersebut menemukan bahwa dari dua juta orang yang membutuhkan nutrisi yang cukup, 774.000 adalah anak-anak yang sepertiganya merupakan anak di bawah umur.

Laporan tahunan tersebut dikeluarkan oleh organisasi Leket yang menyediakan berbagai layanan kesejahteraan dan bantuan makanan.

Baca Juga: Satu Bulan Taliban Berkuasa, PBB Ungkap 38 Juta Warga Afghanistan Rentan Alami Kemiskinan pada 2022

Selain itu, 633.000 keluarga di Israel tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari mereka, studi tersebut menemukan.

Krisis ekonomi yang mengiringi merebaknya pandemi virus Covid-19 di seluruh dunia, menyebabkan peningkatan kerawanan pangan di Israel secara signifikan.

Menurut Leket, krisis pandemi virus Covid-19 telah memaksa 155.000 orang mengalami kerawanan pangan, bergabung dengan lingkaran kemiskinan yang sebelumnya tidak mereka alami.

Baca Juga: Soroti Kondisi Kemiskinan di Afghanistan, UNDP: Biasanya Sejumlah Lembaga Usulkan Program Reformasi Ekonomi

CEO Leket, Eran Weintrob, mengatakan, munculnya Covid-19 dan krisis ekonomi yang mengikutinya memperburuk penderitaan keluarga berpenghasilan rendah, yang menderita bahkan sebelum pandemi.

"Pemerintah sudah mengalokasikan 100 juta shekel (Rp445 miliar),” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Kamis, 23 September 2021.

“Namun, jumlah yang dibutuhkan untuk mengatasi situasi ini adalah sekitar 1 miliar Shekel (Rp4.5 biliun)," tambahnya.

Baca Juga: PBB: 97 Persen Warga Afghanistan Berada di Ambang Garis Kemiskinan

Kementerian Kesejahteraan Israel berjanji untuk meningkatkan alokasi untuk ketahanan pangan menjadi lebih dari 100 juta Shekel atau senilai Rp445 miliar, tetapi ini belum terjadi.

Sebuah laporan oleh Pusat Penelitian dan Informasi Knesset yang diterbitkan bulan lalu mengatakan pada akhir tahun 2020, hanya 200.000 keluarga yang menderita kekurangan pangan, yang sebenarnya tiga kali lebih rendah dari angka sebenarnya.

"200 badan amal mendukung 80.000 keluarga rawan pangan setiap hari, dan asosiasi ini menunggu dana pemerintah untuk menanggapi kebutuhan besar," kata Eran Weintrob.

Baca Juga: Fakta Guinea Dikudeta Militer: Korupsi, Kemiskinan, dan Jabatan Presiden 3 Periode Jadi Penyebab Utama

Diketahui, pandemi virus Covid-19 telah membuat jumlah keluarga Israel yang hidup di bawah garis kemiskinan telah bertambah signifikan dengan mencapai angka hampir 50 persen.

Tak hanya itu, jumlah pengangguran di Israel juga telah mengalami lonjakan hingga mencapai hampir 20 persen.

Leket melaporkan bahwa jumlah keluarga Israel yang jatuh ke jurang kemiskinan naik dari 20.1 persen menjadi 29.3 persen pada 2020.

Baca Juga: Ikoy-Ikoyan Tuai Polemik, Arief Muhammad: Harusnya untuk Berbagi Kebahagiaan, Bukan Memberantas Kemiskinan

Tak sampai disitu, sebanyak 850.000 keluarga Israel telah mengalami kekurangan perumahan, Pendidikan, perawatan kesehatan dan makanan.

Dari angka tersebut, sebanyak 268.000 keluarga Israel diketahui telah jatuh ke dalam kemiskinan sejak awal pandemi virus Covid-19.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler