Thailand Ambil Langkah Cepat Amankan Stok Molnupiravir, Pil bagi Pengidap Covid-19

5 Oktober 2021, 12:05 WIB
Ilustrasi. Thailand menjadi negara terbaru di Asia yang ambil langkah cepat amankan pil Molnupiravir sebuah obat antivirus eksperimental /Merck & Co Inc/Handout via REUTERS

 

PR BEKASI - Thailand menjadi negara terbaru di Asia Tenggara setelah Malaysia yang berencana membeli pil antivirus eksperimental untuk pengidap Covid-19, Pil Molnupiravir.

Pemerintah Gajah Putih itu dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan pembuat obat molnupiravir Merck and Co untuk membeli 200.000 program pil Molnupiravir.

Banyak negara Asia berebut untuk mengamankan pasokan pengobatan potensial lebih awal setelah mereka tertinggal dari negara-negara Barat dalam peluncuran vaksin Covid-19, yang dilanda pasokan yang terbatas.

Direktur jenderal Departemen Layanan Medis, dr. Somsak Akksilp mengatakan kepada Reuters bahwa Thailand saat ini sedang mengerjakan perjanjian pembelian untuk obat molnupiravir.

Baca Juga: Unggah Foto Editan Pejabat Kunjungi Lokasi Banjir, Kementerian Pendidikan Thailand Dikecam

Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia mengatakan mereka semua sedang dalam pembicaraan untuk membeli pengobatan potensial dari Merck.

Smentara Filipina, yang menjalankan uji coba pil tersebut, mengatakan pihaknya berharap penelitian domestiknya akan memungkinkan akses ke pengobatan tersebut.

Mereka semua menolak untuk memberikan rincian tentang negosiasi pembelian.

Langkah terburu-buru memesan obat itu terjadi setelah data dari uji klinis sementara yang dirilis pada Jumat, 1 Oktober 2021 menunjukkan obat itu dapat mengurangi sekitar 50 persen kemungkinan rawat inap atau kematian bagi pasien yang berisiko penyakit parah akibat Covid-19.

Baca Juga: Taksi Thailand Ubah Atap dan Kap Mobil Jadi Kebun Sayur Mini, Imbas Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Pil molnupiravir dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

Banyak negara Asia ingin mengamankan pasokan lebih awal setelah mereka dilanda keterbatasan pasokan dalam peluncuran vaksin mereka tahun ini.

Membuat mereka di belakang negara-negara kaya yang membeli ratusan juta dosis.

"Kami sekarang sedang mengerjakan perjanjian pembelian dengan Merck yang diharapkan selesai minggu ini," kata Somsak seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Baca Juga: Berkat Lisa BLACKPINK, Tutup Kepala Tradisional Thailand Diburu Penggemar

"Kami telah memesan 200.000 kursus sebelumnya," sambungnya Dr Somsak.

Ia menambahkan pil molnupiravir bisa tiba segera setelah Desember, meskipun kesepakatan itu akan tunduk pada persetujuan pil oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat dan regulator Thailand.

Perwakilan di kantor Merck Thailand tidak dapat segera dihubungi.

Kasus Covid-19 harian di Thailand terkonfirmasi turun di bawah 10.000 pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juli.

Negara itu telah memberikan 55,5 juta dosis vaksin Covid-19 sejauh ini,dan telah menyuntik dosis tahap II kepada sekitar 31 persen dari populasi.

Merck mengatakan pihaknya mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta kursus pengobatan pada akhir tahun 2021. Ia memiliki kontrak pemerintah AS untuk memasok 1,7 juta kursus molnupiravir dengan harga 700 dolar AS per kursus.

Baca Juga: PM Thailand Puji Lisa BLACKPINK Atas Debut Solonya 'LALISA'

Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka merencanakan pendekatan penetapan harga berjenjang berdasarkan kriteria pendapatan negara.

Di Filipina, Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan pada konferensi pers reguler pada hari Senin bahwa, "Kami melihat kami dapat memiliki lebih banyak akses ke obat ini karena kami memiliki rekan uji klinis ini."

Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan Brussels dapat meluncurkan pengadaan bersama terapi untuk blok tersebut, strategi serupa yang digunakan untuk membeli vaksin Covid-19, tetapi tidak ada informasi khusus tentang obat Merck.

Seorang juru bicara kementerian kesehatan Jerman mengatakan pemerintah memantau perkembangan terapi baru, tetapi menolak berkomentar apakah Jerman berencana memesan pil Merck.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler