Semua Warga Afghanistan Jatuh Miskin usai Dikuasai Taliban, Ibu Ini Terpaksa Serahkan Anaknya demi Bayar Utang

17 Oktober 2021, 12:29 WIB
Kondisi Afghanistan setelah dikuasai Taliban kian memburuk. Seorang ibu terpaksa menyerahkan anaknya yang berusia 3 tahun untuk membayar utang. /Reuters

PR BEKASI - Kisah pilu terjadi di Afghanistan yang kini berada di bawah kepemimpinan Taliban.

Belum lama ini, seorang wanita Afghanistan terpaksa membayar utang dengan anak perempuannya.

Diketahui, wanita Afghanistan itu mempunyai utang sebesar 550 dolar AS atau setara dengan Rp7.7 juta.

Baca Juga: Ratusan Pesepakbola Wanita Afghanistan Berhasil Dievakuasi Qatar dan FIFA dari Taliban

Karena tak mampu membayar utang, anak berusia 3 tahun ini diserahkan sang ibu kepada pria yang meminjamkan uang padanya.

Wanita bernama Saleha itu merupakan ibu dari enam anak. Sehari-hari, dia bekerja sebagai tukang bersih-bersih di Herat, sebuah pemukiman kaya raya di Afghanistan.

Setelah Taliban menguasai Afghanistan, Saleha kini harus mencari uang dengan mengumpulkan botol plastik dan sampah untuk dijual.

Baca Juga: Taliban Tak Mau Berikan Hak Pendidikan Perempuan Afghanistan, Sejumlah Negara Sepakat Beri Bantuan Kemanusiaan

Dia terpaksa banting tulang mencari uang. Pasalnya, sang suami yang sudah berusia renta tidak mempunyai pekerjaan.

Krisis kemiskinan yang melanda Afghanistan semakin memburuk setelah Taliban menguasai negara itu pada 15 Agustus lalu.

Setelah diambil alih, Amerika Serikat (AS) membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai 9 miliar dolar AS.

Baca Juga: Taliban Malah Ajak Internasional Bekerja Sama Seiring Dapat Kecaman Soal Hak Pendidikan Perempuan Afghanistan

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Wall Street Journal, hal itu menyebabkan Afghanistan saat ini bergantung pada bantuan dari asing.

Berdasarkan data dari Program Pangan Dunia, 95 persen warga Afghanistan saat ini dinyatakan kelaparan.

Selain itu, PBB memprediksi hampir seluruh warga Afghanistan yang berjumlah 40 juta orang akan jatuh ke jurang kemiskinan dalam beberapa bulan mendatang.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Wall Street Journal

Tags

Terkini

Terpopuler