Kim Jong Un Minta Warga Korea Utara Makan Lebih Sedikit Hingga 2025 Agar Tidak Mati Kelaparan

28 Oktober 2021, 14:55 WIB
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un meminta rakyatnya untuk makan lebih sedikit hingga 2025 agar tidak mati kelaparan karena kelangkaan pangan yang melanda negara itu. /KCNA /KCNA

PR BEKASI – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un telah mengeluarkan pernyataan putus asa setelah meminta rakyatnya untuk bersiap menghadapi kelangkaan pangan selama empat tahun yang dapat memicu kelaparan.

Diketahui, Korea Utara telah menutup semua perbatasan dan telah melarang semua impor barang regulernya dari China sejak awal pandemi Covid-19 pada awal 2020 sejauh kekurangan makanan di negara itu.

Berdasarkan informasi yang berhasil didapatkan dari dua sumber anonim di Korea Utara, mereka mengatakan bahwa situasi kelangkaan pangan di negara tersebut saat ini dalam situasi darurat.

Baca Juga: Samantha Barbara, Ibunda Chelsea Islan Berikan Restunya pada Rob Clinton

“Dua minggu lalu, mereka memberi tahu pertemuan unit penjaga lingkungan bahwa darurat kelangkaan pangan kami akan berlanjut hingga 2025,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 28 Oktober 2021.

Sumber yang berasal dari kota Sinuiju di perbatasan China tersebut menambahkan bahwa saat ini situasi kelangkaan pangan di Korea Utara sudah jelas darurat, dan orang-orang berjuang dengan kekurangan.

Bahkan, Kim Jong Un pun telah memerintahkan rakyat Korea Utara untuk makan lebih sedikit makanan 2025 mendatang agar tidak mati kelaparan karena kelangkaan pangan.

Baca Juga: Jessica Mila Kabur Karantina Usai Pulang dari Luar Negeri, Wendi Cagur Menolak saat Dimintai Tolong?

“Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa selain merasa sangat putus asa saat mendapat perintah itu,” kata sumber itu.

“Situasi saat ini sangat serius sehingga mereka tidak tahu apakah mereka dapat bertahan hidup di musim dingin yang akan datang. Menyuruh mereka tidak makan banyak hingga 2025 sama dengan menyuruh kami mati,” tambahnya.

Sumber lain dari Hoeyrong, kota perbatasan timur laut berpenduduk 150.000 orang juga mengklaim warga Korea Utara curiga dengan rekam jejak Kim Jong Un dalam menangani pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ribuan Makhluk Laut Terdampar Secara Misterius di Pantai Inggris, Diduga Karena Pencemaran Laut

“Masyarakat tidak mempercayai penjelasan pihak berwenang terkait Covid-19. Tidak peduli betapa sulitnya situasinya, di mana di Bumi mungkin ada orang yang mengalami lebih banyak kesulitan daripada kita?” katanya.

Sumber tersebut menambahkan bahwa saat ini kritik muncul bahwa penekanan pemerintah pada penghematan pangan mungkin karena Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un tidak menyadari betapa seriusnya situasi pangan.

“Warga sudah berjuang untuk bertahan dan sudah mengencangkan ikat pinggang sebanyak mungkin,” katanya.

Baca Juga: Tanggapi Kondisi Lesti Kejora yang Kerap Dicibir Netizen, Ahli Tarot: Sepertinya Jangan...

“Mereka membenci tuntutan pihak berwenang yang tidak realistis, menanyakan seberapa ketat mereka bisa mengencangkan ikat pinggang,” tambahnya.

Salah satu pesan utama Kim Jong Un dalam kongres kedelapan Partai Buruh Korea yang berkuasa pada bulan Januari lalu adalah agar negara itu mengurangi ketergantungan pada impor dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Barang-barang kemanusiaan, sampai hari ini, tidak bisa masuk ke negara itu karena dianggap sebagai impor barang-barang non-esensial.

Negara ini juga mengalami sanksi internasional yang berasal dari program uji coba senjata nuklirnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler